PAPUA, KOMPAS.TV - Tiga kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyatakan bergabung untuk menggalang kekuatan dalam melakukan aksi teror dan menghadapi TNI-Polri di Kabupaten Yahukimo, Papua.
Ketiga kelompok bersenjata tersebut masing-masing pimpinan Tenius Gwijangge, Temianus Magayang dan Senat Soll.
Baca Juga: KKB Tenius Gwijangge Diduga Punya Enam Senjata Api, Dua Disebut Milik Kostrad
Tenius Gwijangge merupakan tokoh yang memimpin KKB saat melakukan aksi pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingki, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo pada 25 Juni lalu.
Selain itu, KKB pimpinan Tenius Gwijangge diduga juga melakukan pembunuhan terhadap dua pekerja yang tengah membangun jembatan di Kali Barza pada Minggu, 22 Agustus 2021.
Kemudian, Temianus Magayang merupakan pimpinan KKB yang bergerak di wilayah Yahukimo. Kelompok bersenjata ini pernah terlibat dalam pembunuhan dua anggota TNI AD dari Yonif Linud 432 Kostrad.
Selain membunuh anggota TNI, KKB pimpinan Temianus Magayang juga merampas senjata api alias senpi jenis SS2 V1 kaliber 5,56 milik korban pada 18 Mei 2021 lalu.
Baca Juga: Kronologi 2 Pekerja Jembatan Yahukimo Papua Diduga Dibunuh KKB, Mobilnya Dibakar
Terakhir, Senat Soll pimpinan KKB yang merupakan mantan anggota TNI. Senat Soll diketahui dipecat dari kesatuannya karena disersi.
Ia bersama kelompoknya disebut terlibat dalam kasus pembunuhan di Dekai yang terjadi pada tanggal 11, 20, dan 26 Agustus 2020.
Adapun salah satu korban pembunuhan Senat Soll dan kelompoknya adalah, Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.
Informasi bergabungnya tiga kelompok bersenjata di Yahukimo tersebut disampaikan oleh Kepala Satuan Tugas Penegakan Hukum atau Kasatgas Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani.
Baca Juga: KKB Diduga Bunuh 2 Pekerja PT Indo Papua yang Tengah Bangun Jembatan di Yahukimo
Faisal menuturkan, tiga kelompok bersenjata itu diduga dalang di balik sejumlah aksi kekerasan terhadap warga sipil dan anggota TNI di Yahukimo, Papua.
"Memang benar dari penyelidikan yang dilakukan terungkap kelompok yang menebar teror dengan membunuh warga sipil dan anggota TNI AD," kata Kombes Faisal dikutip dari Antara pada Rabu (25/8/2021).
Faisal mengatakan, selama Agustus 2021, aksi yang dilakukan KKB telah menewaskan tiga warga sipil. Tak hanya itu, mereka juga melakukan sejumlah aksi pembakaran.
Faisal menyebut, KKB di Yahukimo sudah bercampur dengan masyarakat setempat maupun mereka yang datang dari Kabupaten Nduga.
Baca Juga: Dipimpin Mayor Sudarmin, Pasukan TNI Gempur KKB dan Sukses Kuasai Markasnya
Jumlah mereka, kata Faisal, ada sekitar 30 orang. Dari puluhan orang itu, beberapa di antaranya merupakan penembak yang terlatih yang saat ini memiliki enam pucuk senjata api.
Adapun dari dua senjata yang mereka miliki, dua di antaranya merupakan senapan jenis SS2 yang dirampas dari anggota TNI di Dekai pada Mei lalu.
Faisal mengungkapkan anggota KKB yang telah bergabung di Yahukimo itu merupakan penembak terlatih. Sebab, tembakan mereka terarah dan mengumpul.
Hal itu diketahui ketika anggota Satgas Nemangkawi ditembaki KKB saat melakukan evakuasi terhadap jasad kedua pekerja jembatan di Yahukimo.
Baca Juga: Detik-Detik Pasukan TNI Disergap Saat Patroli, KKB Langsung Menembak Letda Rudi Sipayung
Akibat penembakan yang dilakukan KKB tersebut, empat anggota Brimob yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi mengalami luka.
Dengan demikian, Faisal menyebut bahwa artinya tembakan yang dilepaskan mereka terbidik semua. Itu menunjukkan bahwa mereka benar-benar sangat terlatih.
"Anggota Satgas Nemangkawi saat mengevakuasi karyawan ditembaki KKB dan tembakannya terarah namun karena kita pakai mobil armor jadi tidak tembus," ucap Faisal.
Namun begitu, Faisal menambahkan, KKB di Yahukimo tidak memiliki pimpinan. Adapun ketiga nama yang ada saat ini hanyalah tokoh-tokoh saja.
Baca Juga: Akhir Kisah Kopengga Enumbi, Anggota KKB yang Serang Pos Polisi dan Rampas 8 Pucuk Senpi
Adapun anggota Brimob dari Satgas Nemangkawi yang terluka dalam baku tembak dengan KKB di Dekai, Kabupaten Yahukimo, berjumlah empat orang.
Mereka masing-masing bernama AKP I Putu Edi Wirawan terkena rekoset di leher, Iptu Arif Rahman terkena di helm, Bripka Irwan alami rekoset di kaki kanan, dan Bharatu Nimrot terkena rekoset di tangan kanan. Rekoset adalah peluru yang memantul setelah ditembakkan.
Menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Kamal, kejadian itu bermula saat Satgas Nemangkawi hendak melakukan evakuasi terhadap dua jasad pekerja jembatan Sungai Brazza di Kampung Kribun, Distrik Dekai yang diduga dibunuh oleh KKB.
"Saat tiba di TKP pembunuhan dua pekerja jembatan di sungai Brazza, rombongan anggota Brimob ditembaki," kata Kamal sebagaimana dikutip Antara, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Baku Tembak dengan KKB Saat Evakuasi Pekerja di Yahukimo, Empat Brimob Terluka
Kamal menjelaskan, rombongan Brimob ditembaki saat berada di pertigaan jalan Trans Papua ruas jalan Dekai, Kabupaten Yahukimo-Tanah Merah, Kabupaten Boven Digul.
Baku tembak terjadi, kata Kamal, sejak Satgas Nemangkawi berupaya mengevakuasi karyawan yang berada di camp perusahaan wilayah Sungai Yegi.
"Personel Satgas Nemangkawi sempat ke camp perusahaan di sungai Yegi, namun sudah tidak ditemukan karyawan," ujar Kamal.
Adapun dua jenazah karyawan yang dibunuh, yakni Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam Pamuji pada Senin (23/8/2021) telah dievakuasi ke Timika dan Surabaya untuk dimakamkan.
Baca Juga: TNI AD akan Tetap Hukum Prajuritnya Meski Kasus Perkelahian dengan Warga Buleleng Bali Sudah Damai
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.