Kompas TV regional peristiwa

Viral Video Anggota TNI Hajar Warga di Bali, Berawal Kepala Dandim Buleleng Dipukul

Kompas.tv - 24 Agustus 2021, 09:57 WIB
viral-video-anggota-tni-hajar-warga-di-bali-berawal-kepala-dandim-buleleng-dipukul
Sejumlah anggota TNI terekam menghajar warga. Penyebabnya karena warga memukul kepala dandim terlebih dahulu. (Sumber: Tangkapan Layar via Twitter)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

BALI, KOMPAS.TV - Sebuah video memperlihatkan sejumlah anggota TNI melakukan tindak kekerasan terhadap seorang warga di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.

Aksi sejumlah anggota TNI tersebut lantas viral setelah diunggah ke media sosial. Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, angkat bicara terkait beredarnya video tersebut.

Baca Juga: Jenderal Bintang 2 Lapor Polisi Dianiaya Warga Garut, TNI AU Pastikan Korban Perwira Aktif

Windra membenarkan insiden yang terjadi dalam video tersebut. Ia mengatakan aksi anggotanya itu merupakan bentuk pembelaan karena tak terima dirinya dipukul oleh salah satu warga.

Windra mengatakan, kepalanya dipukul terlebih dahulu oleh salah satu warga dari arah belakang. Karena melihat komandannya dipukul itulah, anggotanya secara spontan balik memukuli pelaku.

"Kepala saya dipukul dari arah belakang oleh salah satu warga disana. Melihat saya selaku komandan Kodim dipukul, anggota saya yang sedang melakukan tugas langsung bereaksi. Akhirnya dipukul lah orang itu," kata Windra dikutip dari Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Windra menjelaskan, kejadian itu bermula saat tim gabungan dari Satgas Kabupaten Buleleng yang terdiri atas TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, Dinas Kesehatan sedang melakukan tracing dengan menggelar swab test antigen pada Senin (23/8/2021).

Baca Juga: Tak Terima Diingatkan soal Protokol Kesehatan PPKM Level 4, Anggota TNI Pukul Bu Lurah

Windra mengatakan tes antigen dilakukan di Desa Sidetapa karena sebelumnya dilaporkan terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, 2 orang di antaranya diketahui meninggal dunia.

Namun, sebelum terjadi insiden pemukulan, tim gabungan sebelumnya sudah berhasil melakukan tracing kepada 104 orang dari sekitar 500 sasaran.

"Dari 104 yang kami testing, kami mendapatkan 4 orang yang terkonfirmasi positif, dan langsung kami tindak lanjut dengan memanggil keluarganya tracing, kemudian mengantarkan mereka ke isoter Kabupaten Buleleng," kata dia.

Windra menjelaskan, dalam kegiatan itu, TNI bertugas untuk melakukan penyekatan jalan dan mengarahkan kepada petugas swab.

Baca Juga: Ayah Bocah SD yang Dianiaya 2 Oknum TNI Sebut Anaknya Pulang dalam Kondisi Telanjang dan Babak Belur

Hal itu dilakukan karena warga Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, mayoritas tak mau mengikuti testing dan tracing.

Setelah menyasar 104 orang dan diketahui 4 orang terkonfirmasi positif, pihaknya melanjutkan penyekatan jalan untuk mengarahkan ke tempat swab.

Namun, saat melakukan penyekatan, sekitar pukul 11.00 Wita ada sepasang remaja laki-laki yang datang mengendarai motor.

Saat terjaring penyekatan oleh aparat TNI yang tengah bertugas, pengendara motor itu menolak dihentikan untuk mengikuti tes swab antigen.

Baca Juga: TNI AD Pastikan 2 Oknum Prajurit Penganiaya Petrus Seuk, Diproses Hukum

Kedua remaja tersebut bahkan sempat menabrak salah satu petugas. Mereka pun kemudian dikejar oleh petugas TNI untuk dimintai konfirmasi.

"Oleh petugas dikejar untuk dikonfirmasi, terus yang bersangkutan menyampaikan 'kalian kenapa menghalangi jalan kami'," ucap Windra.

Setelah berhasil didapatkan, kedua remaja itu terus meronta-ronta menolak menjalani swab test antigen. Tak lama kemudian, datang orang tua kedua anak tersebut.

Orang tua kedua remaja itu berusaha menarik anaknya agar tidak perlu melakukan test swab antigen. Windra yang berada di lokasi kemudian berusaha menjelaskan kepada orang tua anak itu.

Baca Juga: Menegangkan, Detik-Detik Pasukan Marinir dan Kopaska TNI AL Bebaskan Sandera di Pantai Situbondo

"Saat berusaha mengarahkan orang tuanya, kepala saya dipukul dari arah belakang oleh salah satu warga di sana," tutur Windra.

Karena tak terima melihat komandamnya dipukul, anggota TNI yang lain kemudian bereaksi menyerang warga yang memukuli Windra.

Windra menyayangkan video yang beredar di media sosial itu kurang lengkap alias sudah terpotong.

"Jadi sebenarnya pemicu kenapa anggota TNI itu dipukul, karena saya komandan Kodim Buleleng dipukul dari belakang kepalanya. Dan itu dilihat oleh petugas," tuturnya.

Lebih lanjut, Windra mengatakan, pihaknya sudah membuka jalur mediasi kepada warga yang bersangkutan.

Baca Juga: Panglima TNI: Evakuasi WNI di Kabul Banyak Masalah di Lapangan yang Kami Hadapi

Namun, mereka tetap menyalahkan pihak TNI dan akan melanjutkan proses hukum terhadap TNI yang melakukan pemukulan.

Merespons hal itu, Windra mengatakan, pihak TNI juga akan mendatangi polisi untuk melakukan pelaporan.

"Saya mau membuat laporan ke polisi malam ini. Anggota saya ditabrak sama mereka, dan saya juga dipukul dari belakang," tuturnya.

Windra menyebut, warga seharusnya tak melakukan perlawanan kepada petugas saat dilakukan tracing dan testing.

Selain pihaknya sedang menjalankan tugas negara, upaya itu dilakukan atas dasar semangat untuk bersama-sama menekan laju Covid-19.

Baca Juga: PPKM Kembali Diperpanjang: Restoran Boleh Makan di Tempat tapi..

"Ini memberikan pelajaran, masyarakat benar benar taat dengan apa yang kita kerjakan," kata Windra.

Sementara itu, Kepala Desa Sidetapa Buleleng Ketut Budiasa mengaku belum bisa memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut.

Pihaknya mengaku akan membicarakannya terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat di desa setempat.

"Ini kan masalah di desa, saya ngomong dulu dengan tokoh-tokoh masyarakat sehingga nanti tidak terlalu melebar begitu," kata Budiasa.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Musisi Ini Khawatir Afghanistan Kembali Jadi "Bangsa yang Sunyi"



Sumber : Kompas.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x