Baca Juga: Said Aqil Siradj: Tolong Saya Dibantu Menyadarkan Kiai yang Tidak Percaya Covid-19 dan Vaksin
Keluarga Habib Saggaf juga turut hadir melepas jenazah menuju liang lahat di pekuburan kompleks Masjid Alkhairaat di Jalan SIS Aljufri, Palu.
Jenazah Habib Saggaf terbaring di samping makam adiknya, Habib Sayyid Abdillah bin Muhammad Aljufri.
Habib Saggaf lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 17 Agustus 1937. Beliau belajar di Universitas Al-Jazair Kairo, Mesir, pada 1959 hingga meraih gelar sarjana pada 1963.
Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan strata kedua di Universitas Al-Jazair hingga lulus pada 1967.
Semasa hidupnya, Habib Saggaf Al-Jufri kerap mengajak menjaga kerukunan antar umat beragama.
“Apapun kalian, entah protestan atau yang lain, kalau ada perintah Pendeta yang tidak benar jangan diterima. Kalau itu hanya diarahkan pada urusan politik yang bikin kacau. Untuk apa dibangun (bangunan simbol agama, red) kalau hanya menghadirkan permasalahan!” serunya.
Baca Juga: 650 Kiai Meninggal, Vaksinasi di Ponpes Digenjot
Dia juga pernah memuji umat Kristiani yang ada di Kulawi dan Palolo, yang dinilai turut menjaga Alkhairaat. Habib Saggaf mengatakan, beberapa madrasah Alkhairaat di Kulawi memiliki guru beragama Kristen.
Habib Saggaf juga mengecam keras bom bunuh diri yang dilakukan kelompok radikal. Menurut ulama kharismatik itu, bom bunuh diri adalah tindakan bodoh.
Aksi bom bunuh diri itu, kata Habib Saggaf, hukumnya haram dan sangat berdosa, apalagi aksi itu dilakukan di Indonesia, sehingga sangat merugikan diri sendiri dan masyarakat secara keluruhan.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.