Herya menegaskan, alasan RSUD Mardhi Waluyo menghentikan penerimaan pasien untuk sementara, semata-mata hanya karena keterlambatan pasokan oksigen.
Kendati, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RSUD Mardhi Waluyo belum mencapai 100 persen dari total 133 tempat tidur untuk pasien Covid-19.
"Status oksigen saat ini nol. Meskipun beberapa jam ke depan akan segera terisi," ucap Herya menekankan masalah pasokan oksigen.
Namun, Herya menyampaikan, saat ini sejumlah pasien Covid-19 dari beberapa puskesmas di Kota Blitar sudah mengantre agar dapat dirawat di RSUD Mardhi Waluyo.
"Kami pun tidak bisa menolak pasien dari puskesmas karena mereka memang tidak memiliki ruang rawat inap," jelas Herya.
Baca Juga: Menkes Sebut Presiden Jokowi Setujui Impor Oksigen untuk Optimalkan Penanganan Covid-19
Herya mengatakan, kondisi buka tutup pasien Covid-19 yang akan masuk ke RSUD Mardhi Waluyo sudah berlangsung sejak Kamis (8/7/2021) ketika pasokan oksigen mulai menipis.
"Misalnya keterlambatan hari ini. Seharusnya pasokan oksigen cair dan tabung sudah datang dini hari tadi, tapi sampai siang belum masuk," ujarnya.
Selama beberapa pekan terakhir kebutuhan oksigen di RSUD Mardhi Waluyo memang mengalami lonjakan sekitar dua kali lipat dibanding sebelumnya.
Biasanya RSUD Mardhi Waluyo membutuhkan sembilan hingga sepuluh ton oksigen cair per pekan, saat ini setiap hari membutuhkan 2,3 ton tiap hari atau 16 ton untuk seminggu.
Sementara, kebutuhan oksigen tabung saat ini adalah sekitar 300 liter per hari.
Selain itu, 20 tempat tidur perawatan intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 saat ini telah dilengkapi dengan tiga ventilator dan enam HNFC.
"Sudah datang sembilan HNFC baru, dan segera menyusul satu lagi sehingga nanti total ada 16 bed dengan HNFC. Kebutuhan oksigen akan semakin besar nanti," pungkas Herya.
Sumber : Kompas,com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.