Adapun di ruas jalan Wamena-Elelim-Jayapura, telah menghilangkan hampir 1.500 hektare hutan lindung dan 2.500 hektare hutan produksi.
"Dari tahun ke tahun terjadi penurunan tutupan hutan, seiring dengan meningkatnya panjang ruas jalan yang dikerjakan," papar Umi, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (6/7/2021).
Walhi memprediksi, dalam jangka pendek ketika terjadi pembukaan hutan lagi untuk melanjutkan pembangunan 74 kilometer jalan yang masih tersisa bisa menghilangkan 57 hektar hutan.
"Jika ada pembukaan jalan lagi maka menghilangkan 57 hektar tutupan hutan, 20 hektar di antaranya adalah hutan lindung," jelas Umi.
Walhi juga memperhitungkan, dalam jangka menengah, sebanyak 1.290 hektare tutupan hutan akan hilang sebagai efek tepi dari pembangunan 100 meter jalan.
Dari luas tutupan hutan yang hilang itu, 464 hektar di antaranya termasuk ke dalam kawasan hutan lindung.
Baca Juga: DPR Papua Barat Beri 14 Butir Masukan ke Mahfud Terkait Revisi UU Otsus
Dengan hilangnya tutupan hutan, maka beberapa keaneka ragaman hayati seperti flora fauna yang dilindingi pun terancam keberadannya.
Misalnya, Anggrek Kasut Ungu dan Kanguru Pohon Mbaiso yang merupakan dua mahkluk hidup endemik yang terancam punah dan hidup di beberapa area hutan di sekitar Jalan Trans-Papua.
Diketahui, proyek Jalan Trans-Papua terdiri dari sembilan ruas jalan dan rencananya akan dibangun sepanjang 2.300 kilometer.
Hingga kini, berdasarkan citra satelit terdapat 74 kilometer yang masih terputus dan dalam tahap pembangunan lanjutan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.