“Itu sudah menjadi kesepakatan seluruh pedagang dan komunitas di Malioboro. Dan semua komunitas dan pedagang harus menertibkan anggotanya,” imbuhnya.
Baca Juga: Setahun Pandemi Covid-19, 53 Hotel dan Restoran di Yogyakarta Pilih Tutup Permanen
Kasus harga dagangan mahal oleh pedagang Malioboro tertentu, kata Heroe, kerap merusak nama baik kawasan wisata itu.
Meski begitu, Heroe mengaku yakin para pedagang di Malioboro tidak berjualan dengan harga tinggi.
Sebabnya, usai lebaran Idul Fitri, para pedagang Malioboro telah mencantumkan harga yang wajar, sesuai sidak UPT Cagar Budaya Kota Yogyakarta.
“Kami belum menemukan (pedagang yang mematok harga mahal) itu di sepanjang Jalan Malioboro. Saya yakin para pedagang dan komunitas Malioboro tidak akan melakukan tindakan yang mencoreng Malioboro,” beber Heroe.
Pihak Pemkot Yogyakarta lewat tim Jogoboro dan Satpol PP juga telah menelusuri hal itu. Kata Heroe, hasilnya nihil.
“Saat ini kami masih mencari jika kemungkinan terjadi di sirip-sirip Jalan Malioboro. Jika ketemu akan beri sanksi tegas, tidak boleh berdagang di Kawasan Malioboro,” tuturnya.
Ia mengaku, secara pribadi telah bertemu dengan para pedagang Malioboro.
Baca Juga: Ganti Rugi Tanah Masyarakat Terdampak Proyek Tol Yogyakarta-Solo Masih Terus Berlanjut
“Saya sendiri sebelumnya sudah bertemu dengan para pedagang dan pimpinan komunitas Malioboro, untuk deklarasi bahwa kita harus menjadikan Malioboro sebagai kawasan yang nyaman bagi para wisatawan. Menyajikan dan menjual harga yang wajar dan tidak nuthuk (menaikkan harga),” ujar Heroe.
Tak cuma itu, pihaknya sudah mengimbau pedagang agar mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
“Semua pedagang dan pelaku usaha dan wisata di Malioboro harus bermasker, siapkan cuci tangan, jaga jarak dan hindarkan kerumunan. Apalagi di Malioboro semuanya sudah selesai menjalani vaksinasi dosis kedua,” kata Heroe.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.