PRABUMULIH, KOMPAS.TV - Petulangan bejat yang dilakukan Rusdiono (44) akhirnya tamat usai dirinya ditangkap polisi lantaran dugaan perbuatan asusila yang dilakukannya terhadap puluhan anak di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Mengaku punya nama malam Rusmawati, pelaku pedofil terhadap 35 anak ini dipastikan lebaran dari balik jeruji sel penjara.
Rusdiono diamankan petugas dari Satrekrim Polres Prabumulih pada Sabtu (8/5/2021) di sebuah kebun kopi Talang Pondok yang berada di kawasan perbatasan Kecamatan Buay Pemaca dan Provinsi Lampung.
Baca Juga: Pedofil yang Lecehkan dan Sebar Foto Tak Senonoh Anak di Bawah Umur Dipenjara 14 Tahun
Tidak hanya diamankan, pelaku dihadiahi timah panas oleh petugas karena mencoba kabur ketika diamankan. Pelaku diringkus polisi lantaran beberapa keluarga korban melapor ke Polres Prabumulih.
Kasat Reskrim Polres Prabumulih AKP Abdul Rahman membenarkan penangkapan pelaku pedofil pencabulan tersebut.
"Pelaku kami amankan atas laporan salah satu orang tua korban, setelah dilakukan pemeriksaan pelaku mengakui korbannya mencapai 35 orang dan sudah kami cek kebenarannya memang benar," tegas Abdul Rahman, Senin (10/5/2021).
Ia menyebut, korban pedofil Prabumulih kebanyakan berusia remaja, pelaku kemudian ditangkap setelah banyak keluarga korban yang melapor ke polisi.
"Saya lakukan sodomi sudah 35 orang lebih pak, usia antara 16 sampai 17 tahun," ungkap Rusdiono.
Baca Juga: Pelaku Pedofilia Ini Minta untuk Dikebiri, Apa Sebabnya?
Pakai Legging Ketat, Punya Nama Malam
Selain mengaku melakukan pencabulan 35 pemuda karena dendam pernah jadi korban, Rusdiono mengakui jika dirinya memiliki nama malam dan sering menjajakan diri di Pasar Inpres Prabumulih.
"Saya pernah setahun menjajakan diri di jalan di depan Pasar Tradisional Modern Prabumulih, nama saya kalau malam Ruswati," jelas pelaku.
Rusdiono mengaku dirinya kala itu sering mendapat pelanggan, baik tua maupun muda, dengan cara berdiri di tepi Jalan Jenderal Sudirman di depan Pasar Inpres kota Prabumulih.
"Jadi saya mulai standby mulai pukul 22.00 sampai 24.00 dan dalam satu malam saya hanya kuat melayani dua orang," katanya.
Parahnya, aksi mesum tersebut dilakukan pelaku di lantai dua gedung pasar inpres dengan bermodalkan kardus bekas sebagai alas.
"Kalau malam kan sepi disana jadi dilakukan di sana, tiap beraksi saya pakai celana ketat legging dan berpenampilan seperti perempuan," jelasnya.
Dalam tiap pelanggan kata duda yang ditinggal istri meninggal dunia itu, dirinya mendapat upah sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Tiap sekali kencan saya dikasih uang Rp 25 ribu atau Rp 50 ribu, saya dominan jadi perempuannya," tuturnya.
Baca Juga: Saat Menyamar Supir Tembak, Pria Tersangka Pedofil dan Penculik Anak Ini Akhirnya Tertangkap Polisi
Pernah Jadi Korban Sodomi
Dihadapan penyidik, Rusdiono mengaku tega melakukan aksi tersebut bermula dari dendam karena pada 1984 atau umur 7 tahun menjadi korban pedofil.
"Aku umur 7 tahun jadi korban sodomi makanya saya dendam dan pada tahun 1992 atau umur 15 tahun saya coba melakukan sodomi, pengen tahu apa rasanya," ujar Rusdiono.
Pria yang mengaku pernah memiliki istri namun meninggal dunia ini menuturkan, setelah pertama mencoba dirinya menjadi ketagihan dan pencabulan tersebut terus dilakukan hingga terakhir tahun 2020 lalu.
"Awal saya melakukan di atas pondok bambu, saya dengan teman-teman begadang tidur di sana dan saya melakukan ketika teman saya itu tidur," katanya.
Setelah sekali mencoba, Rusdiono mengaku ketagihan dan kembali melakukan dengan sesama teman serta keluarga ketika datang ke rumahnya.
"Kadang mereka ikut main PS (Playstation) di rumah lalu saat tidur saya cabuli," lanjutnya.
Disinggung apa yang diberikan kepada para korban, Rusdiono mengaku tidak ada karena melakukan tanpa sepengetahuan para korban.
"Saya tidak mengiming-imingi sesuatu hanya diberikan rokok, main PS bersama dan nonton bersama," tandas dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.