Menurutnya, korban di mata para tetangga juga dikenal sebagai sosok pekerja keras.
Korban berjuang menghidupi keluarga dengan bekerja keras.
"Kami mengenal almarhum sebagai pejuang rupiah sebab kalau andalkan uang dari suami yang bepenghasilan pas-pasan tak akan cukup," katanya.
Korban dikenal tetangga bekerja sebagai pemandu lagu.
Sebelum bekerja menjadi pemandu lagu korban sempat berjualan sosis bakar di depan rumah. Pernah juga jualan agar-agar yang dititipkan di warung.
Korban juga pernah mendengar cerita dari korban pernah tertipu saat membuka usaha karaoke di SK.
"Korban kerja jadi pemandu sudah lama sejak punya anak ke tiga. Pernah juga jadi 'mami' di kawasan karaoke tersebut," katanya.
Meski kerja tak jauh dari rumah, korban terhitung jarang pulang ke rumah. Biasanya korban pulang seminggu satu kali.
"Dulu saya sempat dekat saat korban masih di rumah setelah korban jadi pemandu dan jarang pulang ke rumah jadi agak berjarak," paparnya.
Baca Juga: Seorang Pemandu Lagu Karaoke Ditemukan Tewas dengan Luka Tusukan
Sempat Terdengar Bernyanyi
Sahabat koban, Angel mengaku syok saat mengetahui Ratna meninggal di kamar kosnya. Padahal menurut dia, korban sempat menulis status di WhatsApp pada pukul 03.12 WIB.
"Saya syok banget dengar korban meninggal dunia padahal korban terakhir bikin status pukul 03.12," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Angel menjelaskan dari beberapa status whatsapp korban tampak korban banyak menerima pelanggan malam itu. Hanya saja dia tak menyangka, tiba-tiba korban tak bernyawa dengan kondisi tersebut.
"Saya datang sudah banyak polisi jadi ga bisa melihat kondisinya," terangnya sambil menangis sesegukan.
Dia mengatakan, korban orang yang sangat baik. Selain itu korban merupakan wanita penyayang dan bertanggung jawab.
Korban memiliki 6 anak masing-masing tiga cowok sisanya cewek.
Keenam anak tersebut paling besar 11 tahun paling kecil 2 tahun. Korban juga memiliki satu anak angkat berusia 16 tahun.
"Almarhumah sangat penyayang terhadap anaknya sehingga bekerja menghidupi anaknya meski tanpa suami," terangnya.
Sementara itu penghuni kos lainnya, Margaretha Yoseva menjelaskan, korban sempat meminjam korek kepadanya pukul 02.00 WIB.
Setelah itu korban terdengar menyanyi di dalam kamarnya. Selepas itu sekira pukul 04.00 terdengar suara gaduh sehingga dia keluar kamar.
"Saya keluar sudah melihat kamar korban penuh asap. Saya bilang ke penjaga kos lalu jendela dan pintu didobrak," katanya.
Dia melihat detail ke dalam kamar lantaran penuh asap. "Ya normal saja ga ada suara gaduh," katanya.
Baca Juga: Imbau Kepala Daerah Cegah Klaster Baru Covid-19 Jelang Lebaran, Mendagri: Jangan Lengah!
Penjelasan Polisi
Hal tersebut dibenarkan Kasatreskrim AKBP Indra Mardiana.
Indra mengatakan, dari keterangan saksi, anak angkat korban masih sempat bertemu sekitar pukul 23.00 WIB sebelum korban ditemukan pukul 05.00 WIB.
Tetangga juga masih ada yang mendengar suara korban sekitar pukul 02.00 WIB.
"Saya ke sana ketemu anak angkat, dia masih dengan korban jam 23.00. Dia juga sempat membeli makan dan beberapa barang, ada celana anaknya untuk Lebaran, beras untuk diberikan," ujar dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.