Terdapat juga karang heliopora yang sudah mati dan patahan karang locillopora.
Berdasarkan pengamatan bentuk koralit, diduga bongkahan karang massive lainnya adalah goniastrea, gardinioseris, dan lain lain.
Bongkahan karang diduga berasal dari karang yang sebelumnya masih hidup dan juga karang mati tereksposur sepanjang rataan terumbu yang terhempas bersama dengan pasir dan patahan karang lainnya membentuk gundukan.
"Saat ini gundukan tersebut telah mengalami pengikisan sehingga luasan berkurang dari saat awal munculnya pembentukannya," kata dia.
Menurut Imam, ekosistem terdekat dari gundukan pasir tersebut adalah padang lamun yang terdiri dari enhallus acoroides, thallasia hemprichy, cymidocea, halophyla, halodule.
Tidak jauh dari gundukan tersebut sekitar 300 meter saat ini pembudidaya rumput laut telah memulai aktivitasnya melakukan budidaya metode tancap dasar dengan mengikat bibit dari rumput laut yang tersisa.
Baca Juga: Ada Pulau Baru Pasca-Badai Seroja NTT, Warga: Kami Namai Pulau Paskah
Belum Masuk Kategori Pulau
Pihaknya akan melakukannya pengambilan data melalui drone untuk mengetahui posisi dan luasan gundukan pada saat pasang.
"Intinya belum bisa masuk kategori pulau, karena gundukan itu tenggelam saat pasang tertinggi. Ada kemungkinan semakin berkurang luasannya karena material penyusunnya pasir, kerikil, dan bongkahan karang yang tidak padat. Pasir dan kerikil akan tererosi oleh gelombang,"ujar dia.
Adapun sebelumnya, sebuah pulau baru muncul di Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca-badai Seroja.
Hal itu dibenarkan Camat Loaholu Jemi Oktovianus Adu pada, Selasa (13/4/2021) siang.
"Pulau itu muncul tepatnya hari Minggu, 5 April 2021. Pulau itu terbentuk dari gundukan pasir dan batuan," ungkap Jemi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.