Faktor kedua ialah patahan flores, yang ada di Flores sampai Bali. Sedangkan yang ke tiga tumpukan lempeng di subduksi (zona) selatan Pulau Jawa.
Menurut dia, dari ketiga faktor itu yang perlu diwaspadai adalah faktor patahan kambing.
"Kalau faktor patahan flores dan tumpukan lempeng dampaknya tidak serius, karena tidak lebih dari setengah meter," ungkap Dwikorita seperti dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (11/4/2021).
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep meminta masyarakat tidak perlu panik tentang potensi tsunami dahsyat setinggi 2,8 meter hingga tiga meter yang disebut bakal menghantam kawasan tersebut.
Meski begitu, BPBD Kabupaten Sumenep meminta masyarakat yang tinggal di Kabupaten Sumenep, Madura tetap waspada.
Baca Juga: Polisi Hilang Saat Tsunami Aceh Ditemukan di RSJ, Beri Sikap Sempurna saat Dinyanyikan Lagu Brimob
Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman Riadi mengatakan hasil kajian ilmiah potensi tsunami itu hanya sesuai rilis dari BMKG.
"Isu tsunami hanya potensi sesuai dengan rilis BMKG pusat dan belum tentu terjadi dalam waktu dekat. Namun, tetap perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan," kata Abd. Rahman Riadi, Rabu (7/4/2021).
Dengan beredarnya kabar potensi tsunami melanda Sumenep ini, pihaknya akan melakukan mitigasi terkait potensi bencana alam tersebut. Termasuk dukungan sarana prasarana dan rambu-rambu jalur evakuasi.
"Hal ini perlu adanya sinergitas dari para pihak," katanya.
Ditanya di daerah mana saja yang berpotensi tsunami di Kabupaten Sumenep ini, pihaknya menyebutkan wilayah yang berpotensi terjadi tsunami di antaranya seperti di Kecamatan atau pulau Raas, Sapudi, Talango dan sebagian pesisir Kecamatan Kalianget.
Baca Juga: Gempa Jepang Berpotensi Tsunami, Belum Ada Laporan Jumlah Korban WNI dari KBRI Tokyo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.