Kompas TV regional peristiwa

Kisah Kepala Sekolah SMPN 1 Beoga Lolos dari Borondongan Peluru, Sembunyi 2 Jam di Semak-semak

Kompas.tv - 11 April 2021, 15:02 WIB
kisah-kepala-sekolah-smpn-1-beoga-lolos-dari-borondongan-peluru-sembunyi-2-jam-di-semak-semak
Rumah yang dijadikan tempat persembunyian KKB di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika, Papua, Kamis (9/4/2020). (Sumber: (HUMAS POLRES MIMIKA))
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Purwanto

PAPUA, KOMPAS.TV - Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Junedi Arung Sulele, lolos dari maut setelah diberondong peluru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Ia pun menceritakan detik-detik kejadian penembakan bertubi-tubi yang menimpa dirinya itu. Namun sayang, rekannya bernama Yonatan Rendeng (28) tewas.

Baca Juga: Jenazah 2 Guru Korban Penembakan KKB Papua Tiba di Timika

Junedi menjelaskan, peristiwa penembakan terjadi saat dirinya dan mendiang Yonatan pulang dari mengambil terpal.

Ketika itu, terpal tersebut akan digunakan untuk mengevakuasi jenazah Oktovianus Rayo (40).

Diketahui, Oktovianus merupakan seorang guru yang tewas ditembak oleh KKB pada Kamis (8/4/2021) di Kampung Julugoma. 

"Setelah kami pulang, ternyata di depan rumah kami dapat tembakan. Ini (Yonatan) kasian kena," kata Junedi dikutip dari Kompas.com pada Minggu (11/4/2021).

Baca Juga: Tembak Mati Guru dan Bakar 3 Sekolah, KKB Papua Kini Dalam Pengejaran Polisi

"Puji Tuhan saya masih bisa lolos. Saya lari ke sebelah kanan, dan korban ini ke sebelah kiri."

Junedi menuturkan dirinya tidak melihat sosok pelaku penembakan terhadap dirinya dan Yonatan. Saat itu, Junedi berpikir hanya untuk menyelamatkan diri.

Junedi pun memilih lari dan bersembunyi di sebuah rumah. Namun, ia tidak lama bersembunyi di rumah itu.

Karena merasa tidak aman, Junedi memilih keluar dari rumah dan bersembunyi di semak-semak dekat rumah penduduk.

Baca Juga: Polda Papua Akan Kirim Personel Tambahan untuk Mengejar KKB

Setelah berdiam diri di semak-semak selama 2 jam, Junedi akhirnya memberanikan diri keluar dari persembunyiannya.

Itu ia lakukan setelah mendengar suara aparat keamanan. Saat itu, menurut Junedi, petugas hendak mengevakuasi jenazah rekannya, Yonatan.

"Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil," kata Junedi.

Lebih lanjut, Junedi meluruskan bahwa dirinya tidak diculik oleh pihak KKB.

Baca Juga: Aparat Keamanan Papua Bongkar Sumber Dana KKB, Berasal dari Tambang Emas Ilegal hingga Perampasan

Menurutnya, saat kejadian warga tidak melihat keberadaannya karena sedang bersembunyi. Namun, warga menduga dirinya telah dibawa KKB.

"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada," ujar Junedi.

"Makanya anggota di atas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri."

Junedi juga menceritakan bahwa Yonatan dan dirinya telah lama tinggal bersama di Papua.

Baca Juga: Kejamnya Teror KKB Papua, dari Tembak Mati 2 Guru, Culik Kepsek, Bakar 3 Sekolah hingga Peras Warga

Rencananya jenazah Yonatan akan dipulangkan ke kampung halamannya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan, pada Minggu (11/4/2021).

"Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan," ujar Junedi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x