MALUKU TENGAH, KOMPAS.TV- Penempuan emas di pesisir pantai Maluku Tengah, Provinsi Maluku Tengah mendadak jadi perbincangan masyarakat. Akibatnya, warga setempat yang berada di Desa Tamilow, Kecamatan Amahai berbondong-bondong mendulang emas pasca penemuan butiran emas di pesisir pantai desa itu.
Nah, yang jadi pertanyaan, apakah bisa emas ditemukan di pesisir pantai?
Dr. Zain Tukia, seorang ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon tak menampik adanya fenomena butiran emas ditemukan di pesisir pantai dan kemungkinan bisa saja terjadi.
Baca Juga: Viral Pesisir Pantai Desa Tamilow, Warga Menolak Orang Luar Datang, Apalagi untuk Cari Emas
"Itu dimungkinkan kalau ada sumbernya di atas (hulu). Jadi kalau misalnya di gunung ada (emas) kemunginan terkikis dan terbawa air ke bagian bawah. Kalau tidak ada sumbernya pasti tidak ada," papar Zain.
Menurutnya, secara umum emas berada di bawah bebatuan yang lebih keras, seperti bebatuan kuarsa atau malihan di wilayah pegunungan.
Mineral emas yang berada di bebatuan keras itu terbentuk dari endapan primer.
Jadi, emas dalam bentuk butiran yang lebih kecil di pesisir pantai Desa Tamilow itu terbentuk karena adanya endapan plaser.
"Jadi di air ini hulunya. Intinya ada pengikisan lalu terbawa dan terendap di kali dan sebagainya. Jadi kalau muara sungai sampai ke pantai maka akan sampai di pantai juga, itu namanya tipe plaser. Jadi pembentukan secara sekunder dia berhubungan dengan endapan pasir di kali dan pantai," jelas Zain.
Dia mengungkapkan, endapan primer berbentuk butiran emas dalam bebatuan yang umumnya ditemukan di dalam batu kuarsa atau berupa mineral yang terbentuk akibat adanya proses magmatisme.
Namun, ada juga endapan primer yang terbentuk dari proses metasomatisme serta adanya aktivitas hidrotermal dari dasar bumi.
Baca Juga: 5 Fakta Pasir Emas di Pantai Maluku, Ada yang Dapat 10 Gram hingga Bupati Ingatkan Bahaya Abrasi
Hasil dari endapan primer ini yang biasa disebut sebagai emas logam. Sedangkan endapan plaser atau lebih dikenal cebakan sekunder terdapat di antara pelapukan bebatuan yang mengandung emas akibat adanya oksidasi serta pengaruh sirkulasi air dalam endapan primer.
“Umumnya hasil dari endapan plaser berupa emas aluvial yang berbentuk biji berukuran sedikit lebih besar dari emas logam umumnya dan bertekstur kasar,” papar dia.
Melansir Kompas.com, Rabu (24/3/2021), Zain menjelaskan, penemuan butiran-butiran emas di pesisir pantai Desa Tamilow itu mengindikasikan adanya endapan plaser yang terbentuk secara sekunder.
Biasanya penemuan emas di sungai atau pantai itu terjadi karena ada pengikisan di sumber endapan primer yang berada di dataran yang lebih tinggi.
"Memang kayak begini dia (emas) seperti butiran-butiran dia di endapan-endapan pasir di sungai pantai dan di kaki bukit. Jadi kalau endapan yang ini dia umumnya terbawa oleh air. Biasanya kalau kita dapat di sini (pesisir pantai) biasanya kita mengindikasi atau mencurigai di atas pasti ada sumbernya. Sumber secara primer contoh kayak kita dapat batu di kali itu dia hanyut dari gunung contohnya seperti itu," papar Zain yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah Maluku.
Baca Juga: Heboh Penemuan Pasir Emas di Pesisir Pantai, Wabup Maluku Tengah Perintahkan untuk Cek Kadar Emas
Lebih lanjut Zain menambahkan, dari peta geologi, wilayah pegunungan di sekitar desa itu memiliki jenis bebatuan malihan yang berpotensi mengandung mineral emas.
"Kalau saya lihat dari peta geologi di sini semua batuan malihan arah gunung ke atas. Batuan malihan atau metamor yang di mana pada batuan ini terbentuk tipe emas orogenik itu secara primer lalu air kikis dia lalu hanyut kebawa ke sungai hingga ke pantai," tandas Zain.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.