Rivan menambahkan, puncak konflik terjadi pada 15 Januari 2021 lalu. PT Pertamina disebut menggunakan bantuan dari oknum ormas berseragam lengkap dan preman yang membawa palu penghancur, gergaji mesin, serta satu unit ekskavator.
"Pada kejadian tersebut, ekskavator yang dikawal oleh oknum dan preman yang berjumlah kurang lebih 30 orang dengan atribut lengkap hendak meratakan lapangan yang biasa digunakan oleh sebagian anak muda bermain skateboard beserta satu empang pemancingan milik salah satu warga," ujar Rivan.
"Anggota oknum yang dikerahkan membantu PT Pertamina untuk menggusur merupakan anggota-anggota ormas dari luar wilayah warga," jelasnya lagi.
Baca Juga: Tolak Tambang Batu dan Tanah, Warga Nyaris Bentrok dengan Sopir Truk Tambang
Berikut kronologi kejadian yang dirilis melalui akun Twitter @Kontras Kamis (18/3/2021).
Di 2021, di pemerintahan yg dipimpin Presiden @jokowi yg mengklaim bahwa dirinya adalah korban penggusuran, terjadi kekerasan dengan pengerahan aparat bersenjata & ormas. Konflik antara Warga Pancoran (Jaksel) & @pertamina berhiaskan kekerasan di dalamnya.
— KONTRAS (@KontraS) March 18, 2021
video: awal Maret 2021 pic.twitter.com/T8Evnw9EkU
Salah satu momen puncak eskalasi kekerasan terjadi semalam. Warga Pancoran yg masih bertahan di tanah yg telah mereka tempati sejak lama mendapatkan serangan lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata.
— KONTRAS (@KontraS) March 18, 2021
Kepolisian hanya melindungi aset Pertamina, bukan keselamatan warga. pic.twitter.com/NVhTCRLiXv
Berdasarkan data yg kami dapat, sebab bentrok semalam ada setidaknya 20 warga yg mengalami berbagai luka dan gangguan kesehatan.
— KONTRAS (@KontraS) March 18, 2021
Tolong @KomnasHAM untuk segera memantau serta @DivHumas_Polri untuk bersikap profesional yakni melindungi-mengayomi-melayani warganya!
Menurut data terbaru dari Kompas.com, ada 23 korban yang akibat bentrokan di Jalan Pasar Minggu Raya.
Korban berasal dari pihak warga Jalan Pancoran Buntu II yang terluka akibat lemparan batu, yaitu Arip (luka di tangan dan punggung), Sukardi (kaki berdarah), Warso (kepala bocor), dan Eko (dada terkena batu).
Baca Juga: Detik-Detik Bentrokan Geng Motor di Bandung Barat, 1 Tewas Luka Tusuk
Sementara itu, korban lainnya berasal anggota Solidaritas Forum Pancoran bersatu dengan luka yang beragam akibat terkena lemparan batu seperti luka di tangan, kaki, dan perut.
Warga dan anggota Forum Solidaritas Pancoran Bersatu juga mengalami sesak nafas akibat gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah Jalan Pancoran Buntu II.
Korban sempat kesulitan ditangani karena terbatasnya alat medis dan kesulitan mengakses bantuan medis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.