Baca Juga: Preman Tewas Dikeroyok 4 Pemuda, Kesal Karena Sering Dihina dan Dipalak
Entah siapa yang memulai, saat melaju di jalan raya jurusan Malang-Blitar, mereka berkonvoi dengan suara raungan motor yang memekakkan telinga. Warga yang beristirahat malam itu mengaku terganggu.
Banyak warga yang keluar rumah tetapi malah ada yang menjadi sasaran kekerasan fisik karena peserta konvoi tidak suka aksinya direkam.
"Sesampai di sekitar Kawedanan Wlingi (bekas perkantoran Kawedanan), warga yang sedang nongkrong di warung kopi kaget. Karena dari arah Timur, suara sepeda motor sudah terdengar keras," paparnya.
Puncaknya, mereka mampir di warung di depan bekas kantor Kawedanan dan warung di sebelah Barat Masjid Agung Wlingi.
Di warung itu mereka memancing kericuhan dengan warga yang sedang ngopi. Sebab ada warga yang dibentak-bentak karena dituduh merekam konvoi mereka.
Akhirnya, ada warga yang menghubungi polisi karena gerombolan itu belum membayar suguhan di warung itu, tetapi dan langsung pergi beramai-ramai.
"Korban melapor karena makanan yang dimakan belum dibayar. Seperti nasi bungkus, minuman dan banyak jajanan," ungkap Leonard.
Baca Juga: Konvoi Motor Terobos Ring 1, Paspampres Disebut Sudah Bertindak Sesuai Prosedur
Akhirnya, satu truk polisi menghadang konvoi itu di sebelah Barat Masjid Agung Wlingi. Namun karena jumlah mereka cukup banyak, petugas hanya berhasil mengamankan 13 pemuda.
Sedangkan sebagian besar peserta konvoi melarikan diri dengan lewat perkampungan.
"Dari 13 orang itu, lima di antaranya masih berusia di bawah umur. Mereka berasal dari Desa/Kecamatan Kesamben. Bagi mereka yang di bawah umur kami menunggu orangtuanya untuk menjemputnya," tandas kapolres.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.