BPBD Banyuwangi menetapkan Bukit Gumuk Sainem sebagai lokasi evakuasi sementara saat terjadi tsunami. Bukit ini berjarak 1 kilometer dari bibir pantai.
Namun, bukit itu belum memiliki sarana prasarana pendukung evakuasi.
“Banyuwangi sudah memiliki peta rencana kontigensi bencana tsunami. Rambu-rambu evakuasi juga sudah disiapkan. Namun, sarana prasarana pendukungnya perlu ditingkatkan,” kata Dwikorita, dikutip dari Kompas.id.
Dwikorita meminta pemda membangun jembatan untuk menyeberangi sungai di dekat Bukit Gumuk Sainem.
”Sungai itu juga berpotensi menjadi jalan masuk air laut. Kami merekomendasikan pemerintah daerah untuk menyiapkan jembatan agar jalur evakuasi tersebut aman dilewati saat warga melakukan evakuasi,” ujar Dwikorita.
Menurut Dwikorita, sungai itu memiliki lebar 20 meter dan berjarak 600 meter dari bibir pantai.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logisitik BPBD Banyuwangi Eka Muharam mengakui, Banyuwangi memang rawan gempa dan tsunami. Pihaknya sudah memasang 8 alat peringatan dini di beberapa titik.
Baca Juga: Mantan Pegawai BCA Nur Chuzaimah Ungkap Awal Mula Salah Tranfer Uang Rp 51 Juta Hingga Nasabah Dibui
”Kedelapan sistem peringatan dini itu dipasang di Dusun Pancer dan Kecamatan Muncar, masing-masing dua unit, serta Desa Rajegwesi, Desa Blimbingsari, Desa Grajagan, dan Kampung Madar. Sistem peringatan dini tersebut sistemnya masih semimanual sehingga jika ada laporan bahaya tsunami butuh manusia untuk menekan sirene tanda bahaya,” ujar Eka.
Eka mengatakan, delapan tanda bahaya itu memiliki cara pengoperasian dan bunyi berbeda. Hal ini dapat membingungkan warga.
Eka berharap, sistem peringatan dini ini nantinya bisa sinkron.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.