SOLO, KOMPAS.TV - Rektor Universitas Sebelas Maret ( UNS) Surakarta, Jamal Wiwoho mengatakan kampusnya siap melaksanakan kuliah tatap muka asal dilakukan secara bertahap dan bersyarat.
Dia tidak ingin terjadinya klaster baru Covid-19 di kampus UNS gara-gara mobilitas mahasiswa yang berlebih.
Menurut Jamal, kuliah tatap muka bersyarat harus memperoleh izin dari Satgas Covid-19 Kota Surakarta. Ia mengaku, hingga kini UNS juga tak pernah lepas koordinasi dengan Kemendikbud dan Pemkot Surakarta.
Baca Juga: Pimpinan Kampus Positif Corona, Universitas Sebelas Maret Solo Ditutup
"Sedangkan kuliah tatap muka bertahap akan menerapkan sistem pembagian kelas dan jam kuliah secara terbatas bagi mahasiswa yang ke kampus," ucap dia melansir laman UNS, Jumat (12/2/2021).
Dia menyebutkan, nantinya dalam sehari hanya akan ada dua mata kuliah yang diikuti oleh mahasiswa. Selama jam kuliah berlangsung, mahasiswa akan dibagi berdasarkan Nomor Induk Mahasiwa (NIM) ganjil dan genap untuk pembagian masuk ke dalam ruang kelas.
"Setengah di kampus dan selebihnya daring. Kita ganti mahasiswa dengan NIM ganjil di awal kalau sudah mid-semester yang genap. Kemudian itu bertahap," sebut Jamal.
Baca Juga: Resmi! KRL Solo-Jogja Kini Sudah Mulai Beroperasi, Tarifnya Rp 8.000
Lalu, kata dia, UNS juga akan menerapkan pembatasan jam perkuliahan. Dia menginginkan paling tidak durasi maksimal untuk satu SKS selama 30 menit.
Hal ini berlaku kelipatan sesuai dengan jumlah SKS yang diambil mahasiswa pada satu mata kuliah.
Dia mencontohkan, peserta mahasiswa ada 100 orang, yang bisa ikut hanya 50 mahasiswa. Dari 50 mahasiswa itu, dibagi lagi menjadi dua kelas.
"Jadi maksimal satu kelas 25. Dan satu mata kuliah dengan durasi satu SKS maksimal 30 menit. Jadi, kalau dua SKS ya 60 menit," tutur Jamal.
Baca Juga: Prameks Stop Operasi Usai 27 Tahun Layani Yogyakarta-Solo PP, Pramekers Beri Penghormatan Terakhir
Ketika disinggng soal kesiapan dari UNS kuliah tatap muka, Jamal bersama Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS Ahmad Yunus mengaku sudah siap.
"Asalkan ada izin dari Satgas Covid-19 dan Pemkot Surakarta," ungkap Jamal melansir Kompas.com.
Dia menegaskan, keputusan UNS untuk menunda kuliah tatap muka merupakan bentuk penghormatan terhadap keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkan Satgas Covid-19 dan Pemkot Surakarta.
"Sehingga pelaksanaan ini kita patuh. Enggak elok kalau kita di Jateng, terutama di Solo," ungkap Jamal.
Baca Juga: Sudah Mantap Pimpin Solo, Gibran akan Jalankan Program Andalan Hasil Kombinasi FX Rudy
Jamal menambahkan, virus Covid-19 ini benar-benar menjadi sebuah pandemi. Jadi mengambil kebijakan di kampus itu harus benar-benar secara teliti dan baik.
"Jangan sampai mengambil kebijakan yang bisa mengakibatkan lonjakan Covid-19 karena kegiatan kita di UNS," tukas dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.