TAPANULI TENGAH, KOMPAS.TV – Josua Hutagalung (33) bagaikan mendapat durian runtuh ketika batu meteor jatuh ke atap rumahnya pada awal Agustus lalu. Pasalnya, batu meteor ini ternyata dihargai mahal oleh para kolektor dan peneliti. Josua pun mendadak jadi jutawan.
Pria asal Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah ini awalnya dihubungi oleh seorang pakar batu meteor yang tinggal di Bali bernama Jared Collins. Jared menghubungi Josua melalui Facebook Messenger.
“Orang bule, iya namanya Jared. Dia yang mengirim pesan melalui Facebook Messenger,” ujar Joshua seperti dikutip dari Kompas.com.
Josua menceritakan, proses transaksi jual beli batu meteornya itu terjadi sekitar tiga pekan setelah batu itu ditemukan.
Dikutip dari Daily Star, Jared mengaku mencari batu tersebut karena diminta oleh seorang pria bernama Jay Piatek, yang merupakan doktor dan kolektor batu meteor di Pusat Kajian Meteor, Arizona State University. Jay meminta Jared untuk mengamankan batu meteorit langka itu.
"(Negosiasi harga) terjadi di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang, itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau untuk kolektor yang bermukim di AS," ujarnya.
Jared lalu membawa uang sebanyak yang bisa dia kumpulkan. Dia kemudian mencari Josua untuk membeli batu langka itu. Namun demikian, ternyata negosiasi harga pun tidak mudah. Menurut Jared, Joshua merupakan negosiator harga yang cerdik.
Singkat cerita, akhirnya Josua bersedia melepas batu itu dengan harga Rp 200 juta. "Saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih. Sekitar segitu. Untuk pastinya, biarlah menjadi rahasia saya," kata Josua.
Setelah melakukan kesepakatan dengan Josua, Jared pun mengirimkan batu tersebut ke pada Jay Piatek di Indianapolis, Amerika Serikat.
Namun ternyata, pecahan batu tersebut kemudian dijual kembali kepada seorang kolektor kedua melalui situs jual-beli eBay seharga 757 poundsterling (Rp14,1 juta) per gram. Artinya, harga batu seberat 1.800 gram yang dijual Josua bisa mencapai hampir 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp26 miliar.
Batu meteor tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai CM 1/2 Kondrit karbon, yaitu jenis batuan yang sangat langka. Batu itu diyakini membawa bahan kimia penyusun yang telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.
Rumah Josua Tertimpa Batu Langka
Kejadian ini berawal pada 1 Agustus lalu, sekitar pukul 16.00 WIB. Cuaca sedang cerah dan Joshua bekerja membuat peti mati di rumahnya.
Namun tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh dari langit. Dentuman keras kemudian menghantam rumahnya.
"Suaranya terdengar sangat keras sampai semua bagian rumah ikut bergetar. Dan, setelah saya cari, rupanya atap seng rumah sudah bocor dan ada batu besar yang jatuh," kata Josua seperti dikutip dari Kompas.com.
Josua menjelaskan, batu yang ditemukannya itu seberat 2,2 kilogram dan tertanam sekitar 15 cm di dalam tanah. Joshua sempat merasa takut ketika akan mengambil batu itu.
Dia kemudian ikut mengangkat tanah yang ada di sekitar batu. Menurutnya saat itu batu masih terasa hangat, lalu dia segera memasukkannya ke dalam rumah.
"Saya menduga kuat batu ini memang benda dari langit yang banyak disebut orang batu meteor. Karena tidak mungkin ada yang sengaja melempar atau menjatuhkannya dari atas," ujar Josua.
Kegembiraan menemukan batu ini, membawa Joshua mengunggah foto batu tersebut ke aku Facebook miliknya. Unggahan ini menjadi viral dan mendapat banyak tanggapan dari netizen, hingga banyak wartawan yang mewawancarainya.
Namun demikian, Josua mengaku tidak mengetahui jika sebenarnya batu tersebut memiliki harga yang jauh lebih tinggi daripada yang dia jual kepada Jared Collins.
Seperti dikutip dari The Sun, uang yang dia dapatkan akan digunakan untuk membangun gereja.
“Saya selalu ingin punya anak perempuan. Saya harap ini adalah pertanda jika saya akan punya anak perempuan,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.