Dalam pesta pernikahan putrinya, Shafira Najwa Shihab, polisi bahkan menutup Jalan KS Tubun tempat diselenggarakannya hajat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga turut membagikan puluhan ribu masker untuk para hadirin hajatan itu.
Simpatisan Rizieq pun sempat memenuhi Jalur Puncak ketika junjungan mereka hendak mengisi ceramah di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jumat (13/11/2020).
Lebih dari itu, urusan antisipasi kerumunan juga jadi tanggung jawab aparat lainnya.
"Semua pihak yang bertanggung jawab menegakkan protokol kesehatan salah, karena tidak tegas menindak pelanggaran yang dilakukan oleh HRS (Rizieq) dan kawan-kawan, bukan hanya Anies tentu saja walau memang Anies bertanggung jawab," ungkap Adi.
Ia memberi contoh, selama ini pemerintah berbusa-busa memopulerkan istilah protokol kesehatan.
Segelintir aktivitas warga yang dianggap melanggar protokol kesehatan pun dikenakan sanksi.
Baca Juga: Anies Baswedan dan FPI Kompak Bandingkan Penanganan Massa Rizieq dan Pilkada
Bahkan, sebuah video pernah viral di media sosial bagaimana polisi pernah memaki-maki warga yang menggelar hajatan perkawinan.
"Aparat kepolisian dan menteri terkait selama ini paling agresif mengimbau terkait pentingnya protokol kesehatan, bahkan pelanggarnya diancam sanksi pidana dan lain-lain," kata Adi.
"Tapi kok dalam konteks ini semua pihak terkait nyaris tidak berkutik dan tidak ada yang berani menindak tegas. Jadi wajar jika terjadi spekulasi belakangan," pungkasnya.
Baca Juga: Dinkes DKI Pantau Kemungkinan Munculnya Klaster Baru Usai Hajatan Rizieq Shihab
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.