Kompas TV regional peristiwa

Cerita Pengemudi Selamat dari Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Solo Padahal Mobil Hancur

Kompas.tv - 4 Oktober 2020, 11:35 WIB
cerita-pengemudi-selamat-dari-kecelakaan-maut-di-tol-semarang-solo-padahal-mobil-hancur
Mobil CX 5 milik Ronald Touwani yang ringsek parah setelah kecelakaan di Tol Semarang-Solo. (Sumber: Istimewa)
Penulis : Idham Saputra

“Adik ipar saya bilang, sudah kita harus cepat keluar, mobilnya mau meledak. Saat itu memang di dalam berasap, suara dari speaker mobil sudah enggak karuan, seperti suara sinyal darurat. Ya sudah saya akhirnya keluar dari sunroof, saya aja enggak nyangka bisa keluar lewat sana,” tuturnya. 

Setelah berhasil keluar dari mobil, ia langsung menelpon bantuan untuk datang. Karena lokasi yang jauh dari jalan dan tidak ada tanda-tanda kecelakaan, polisi yang menolong pun cukup kesulitan melakukan evakuasi. 

“Polisi datang kurang lebih saya tunggu setengah jam. Karena dia cari enggak ada bekas-bekas kecelakaan, jadi sudah lewat, terus balik lagi. Turun ke jurang tempat lokasi kami pun susah,” ungkap Ronald.

Peran Seat Belt dalam Berkendara

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, menyepelekan penggunaan tidak menggunakan seat belt dengan benar bisa mengancam keselamatan diri.

Baca Juga: Viral Warga Sipil Kendarai Mobil Dinas TNI AD, Ini Penjelasannya

Seat belt atau sabuk pengaman memang tidak bisa menjamin keselamatan saat di jalan, namun terbukti dapat meminimalisir cedera yang diderita korban kecelakaan.

Ketika terjadi benturan sewaktu terjadi kecelakaan, sabuk pengaman bisa menahan tubuh agar tetap berada pada posisi di bangku. 

Namun hal ini bisa terjadi jika seat belt digunakan dengan benar. 

“Jangan pasang seat belt hanya bagian atasnya saja, atau cuma disenderin biar suara peringatan enggak bunyi. Fitur mobil yang safety-nya tersedia harus dimanfaatkan secara maksimal,” ucap Sony, (3/10/2020). 

Sony juga menambahkan, memakai seat belt atau menggunakan mobil dengan fitur safety yang lengkap tidak menjamin keselamatan di jalan. 

“Fitur-fitur safety yang canggih sebaiknya dimanfaatkan hanya untuk error yang disebabkan oleh pihak lain. Makanya kita tidak dianjurkan mengandalkan teknologi keselamatan kendaraan saat berkendara,” katanya.

“Karena yang bisa menyelamatkan adalah cara, gaya, karakter, dan kondisi fisik pengemudi,” ujar Sony. 

Baca Juga: Dipakai Latihan Menyetir, Sebuah Mobil Terperosok ke Saluran Air




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x