Kompas TV pendidikan kampus

Kemendikbudristek Terbitkan Panduan Penggunaan Generative AI untuk Pembelajaran di Perguruan Tinggi

Kompas.tv - 30 Juli 2024, 12:00 WIB
kemendikbudristek-terbitkan-panduan-penggunaan-generative-ai-untuk-pembelajaran-di-perguruan-tinggi
Ilustrasi Artificial Intelligence atau AI (Sumber: Sharda University by Kompas.com)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menerbitkan panduan penggunaan Generative Artificial Intelligent (GenAI) dalam pembelajaran di perguruan tinggi.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, Sri Suning Kusumawardani, mengatakan, dampak dari penggunaan AI seperti dua sisi mata uang. Oleh sebab itu diperlukanliterasi terkait penggunaannya.

“Dampak atau impact dari penggunaan AI ini seperti dua sisi mata uang, jadi ada tantangan dan ada ancaman,” ucapnya di sela kegiatan seminar internasional dan lokakarya tentang masa depan pembelajaran di era Kecerdasan Buatan Generatif (GenAI), di Yogyakarta, Senin (29/7/2024).  

Baca Juga: Cara Mudah Mengecek Status PIP Kemdikbudristek Juli 2024 di pip.kemdikbud.go.id Pakai HP

“Bagaimana kita menyeimbangkan keduanya? Salah satu fundamental yang perlu kita segerakan adalah AI literasi atau literasi tentang artificial intelligent.”

Ia menegaskan, peluncuran buku panduan penggunan GenAI tersebut rencananya dilakukan pada Agustus mendatang.

“Kami di Kemendikbudristek sudah membuat panduan penggunaan generative AI dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Insya Allah Agustus ini akan kami luncurkan buku tersebut.”

“Kemudian buku tersebut nanti akan mendasari untuk membuat modul bimtek yang secara masif kita sosialisasikan, karena tanpa literasi AI maka akan menjadi ancaman,” tambahnya.

Mengenai seberapa besar peran AI untuk membuka atau mempermudah pembelajaran jarak jauh, ia menjelaskan, dengan GenAI akan lebih memungkinkan dosen memberikan timbal balik yang lebih cepat pada mahasiswa.

“Dengan Generative AI dimungkinkan secara massif kita memberikan feedback pada mahasiswa sesuai dengan kondisi masing-masing mahasiswa tersebut.”

Meski demikian, ia berpendapat AI dapat memberikan ancaman pada pembelajaran, karena ada manusia yang tidak beretika untuk menggunakan atau memanfaatkan AI.

“Jadi ancaman yang paling besar adalah adanya fake information. Ada di balik semua itu pasti ada yang punya kepentingan buruk, sehingga terkait dengan generative AI yang kita kedepankan adalah pengunaan genAI yang beretika dan bertanggung jawab untuk keberlanjutan manusia,” bebernya.

Di tempat yang sama, Ainun Na’im selaku Ketua Majelis Wali Amanah Universitas Terbuka menurutkan, GenAI semacam berbagai aplikasi paket pembelajaran mata kuliah yang bisa dikerjakan atau dilaksanakan oleh mahasiswa dengan online.

“Kemudian bisa diikuti dengan tidak hanya tempatnya yang fleksibel, tetapi waktunya juga,” tuturnya dalam kegiatan yang digelar oleh Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) tersebut.

Baca Juga: Wuih, Perusahaan Ini Integrasikan Teknologi Kecerdasan Buatan ChatGPT di Mobil-Mobilnya

“Ada namanya learning management system, itu yang kemudian bisa merecord bagaimana proses mahasiswa itu belajar, apakah dia mengerjakan tugas-tugasnya, hasilnya bagaimana.”

GenAI, lanjut dia, dapat digunakan oleh dosen untuk membuat silabus.

“Misalnya kita membuat perintah, ‘Buatkan saya silabus mata kuliah kalkulus’ misalnya, nggak ada lima menit keluar sudah. Agenda kuliahnya apa asaja, topiknya apa saja, referensinya apa saja, keluar di situ.”

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek,Sri Suning Kusumawardani (tengah) bersama narasumber lain dalam seminar internasional dan lokakarya tentang masa depan pembelajaran di era Kecerdasan Buatan Generatif (GenAI), di Yogyakara, Senin (29/7/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

“Jadi ini akan mempercepat dan meningkatkan efektivitas belajar mengajar, nah apa mrisikonya? Ya kemungkinan menyontek besar,” tambahnya.

Meski demikian, lanjut dia, ada juga alat untuk mendeteksi apakah mahasiswa menyontek saat mengerjakan tugas mereka. Menurut dia, masing-masing universitas maupun berbagai lembaga sudah membuat alat tersebut.

Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Universitas Terbuka, Universitas Gadjah Mada (UGM), Asian Development Bank (ADB), Universitas Tsinghua, XuetangX, dan sejumlah institusi lainnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak transformatif GenAI pada pendidikan tinggi.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x