Radio dipilih karena kemampuannya untuk menyebarkan informasi dengan cepat dan ketahanannya terhadap gangguan selama pertempuran.
Dalam hal modal operasional, delegasi radio mengusulkan penggunaan studio dan pemancar radio Hoso Kyoku yang sudah ada. Usulan ini memicu keberatan dari sekretaris negara dan para menteri karena barang-barang tersebut sudah terdaftar sebagai milik sekutu.
Meskipun ada risiko perang, delegasi radio tetap mempertahankan rencananya.
Baca Juga: Diskominfo Jateng Hadirkan Radio Online
Pada akhir pertemuan, ada beberapa kesepakatan penting yang dibuat. Pertama, dibentuknya Persatuan Radio Republik Indonesia untuk melanjutkan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa.
Kedua, RRI akan diserahkan kepada Presiden dan Pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat. Dan ketiga, semua komunikasi antara pemerintah dan RRI akan disalurkan melalui Abdulrahman Saleh.
Meskipun pemerintah tidak selalu sependapat dalam beberapa hal, mereka setuju untuk membantu RRI.
Pada tengah malam, tepatnya pukul 24.00, delegasi dari delapan stasiun radio di Jawa mengadakan rapat di rumah Adang Kadarusman dan akhirnya memutuskan untuk mendirikan RRI, dengan Abdulrahman Saleh sebagai pemimpinnya.
Baca Juga: Sejarah Hotel Majapahit, Dulu Ada Peristiwa Perobekan Bendera, Kini Tempat Deklarasi Anies-Cak Imin
Sejak saat itu, RRI telah menjadi salah satu alat utama dalam menyebarkan informasi dan menyalurkan pesan-pesan penting kepada rakyat Indonesia.
Hari Radio Nasional yang diperingati setiap tanggal 11 September adalah penghormatan kepada peran RRI dalam menjaga komunikasi selama masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.
Sumber : kpi.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.