JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut artikel mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah dan pengertiannya seperti skripsi, tesis hingga disertasi.
Dilansir dari Gramedia.com, karya tulis ilmiah adalah hasil dari aktivitas menulis yang mengikuti prinsip-prinsip ilmiah. Karya ini menitikberatkan pada rasionalitas, mengangkat permasalahan secara objektif dan faktual.
Disarankan agar penggunaan kata dalam karya tulis ilmiah tidak ambigu dan jelas maknanya. Oleh karena itu, gaya bahasa yang digunakan harus lugas dan eksplisit, dengan penggunaan istilah ilmiah yang sesuai dengan pedoman ejaan bahasa Indonesia.
Karya tulis ilmiah mempunyai tiga fungsi yaitu untuk pendidikan, penelitian, dan fungsional.
Salah satu jenis karya tulis ilmiah adalah skripsi. Skripsi merupakan salah satu syarat wajib kelulusan bagi mahasiswa S1 di perguruan tinggi.
Namun, berdasarkan aturan baru dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, mahasiswa S1 atau D4 sekarang tidak wajib untuk mengerjakan skripsi.
Nadiem mengatakan, mahasiswa bisa mengerjakan tugas akhir lain yang berbasis prototype atau proyek, tidak hanya skripsi, tesis ataupun disertasi.
Selain skripsi, masih ada jenis-jenis karya tulis ilmiah lain yang biasa dikerjakan. Untuk lebih lengkap, berikut penjelasannya.
Baca Juga: Nadiem Umumkan Aturan Baru, Mahasiswa S1 Kini Tidak Wajib Buat Skripsi
Artikel adalah sebuah karya tulis yang berisi gagasan atau fakta yang bertujuan untuk membujuk, meyakinkan, mendidik, dan menghibur pembacanya. Karakteristik umum artikel meliputi panjang kalimat dan jumlah karakter tertentu.
Artikel umumnya diciptakan untuk dipublikasikan di buletin, surat kabar, media sosial, kanal digital, serta berbagai platform lainnya.
Makalah merupakan jenis karya tulis yang memiliki ciri ilmiah. Biasanya, makalah digunakan dalam konteks pendidikan.
Saat menyusunnya, dibutuhkan data pendukung yang berasal dari observasi lapangan terhadap suatu masalah dalam penelitian.
Data ini diperlukan untuk mencari solusi terhadap masalah tersebut. Makalah umumnya dipresentasikan dalam seminar, simposium, atau uji materi.
Dalam menghasilkan makalah yang berkualitas, terdapat aturan dan persyaratan yang harus dipatuhi.
Skripsi merujuk pada suatu bentuk karya tulis ilmiah di Indonesia yang dihasilkan oleh mahasiswa tingkat strata satu (S1).
Karya ini mengeksplorasi fenomena atau masalah tertentu melalui penelitian yang dilakukan dengan mengikuti standar yang berlaku. Inti dari sebuah skripsi adalah orisinalitasnya.
Skripsi dulunya persyaratan penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana, dan melibatkan ujian di hadapan dosen penguji.
Menyusun skripsi bukanlah tugas yang sederhana, dan memerlukan usaha dalam riset dan pemahaman teknis dalam proses penulisannya.
Baca Juga: Mahasiswa S1 dan D4 Tidak Lagi Wajib Skripsi untuk Syarat Lulus, Ini Ketentuannya
Work paper atau kertas kerja, adalah jenis karya tulis ilmiah yang serupa dengan makalah, namun dengan analisis yang lebih mendalam.
Work paper umumnya berisi catatan dari seorang auditor, mencakup prosedur audit yang diterapkan, metode uji yang digunakan, informasi yang dihimpun, serta kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil audit.
Paper adalah sebuah jenis karya tulis ilmiah yang dibuat berdasarkan data dan argumen yang memiliki validitas tinggi. Paper juga sering dijuluki sebagai ringkasan dari penelitian yang telah dilakukan.
Terdapat sedikit perbedaan antara paper dan makalah, dengan perbedaan utama pada struktur penulisan dan ruang lingkup pembahasan.
Paper memiliki pembahasan yang lebih singkat karena difokuskan pada analisis masalah yang diangkat.
Tesis memiliki kesamaan dengan skripsi pada tingkat mahasiswa strata satu (S-1), namun tesis melakukan analisis topik dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, esensi ilmiahnya lebih kuat dan lebih rumit dibandingkan skripsi.
Tesis dibuat sebagai persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar magister atau master yang diambil oleh mahasiswa tingkat pasca sarjana (S2).
Disertasi adalah tingkatan yang lebih tinggi dari tesis dan menjadi syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar doktor pada mahasiswa program studi strata tiga (S3).
Isi dari disertasi berupa hasil penelitian orisinal yang memiliki potensi aplikasi dalam kehidupan nyata. Biasanya, disertasi diuji oleh profesor atau doktor senior yang memiliki keahlian dalam bidang yang terkait.
Proses penyusunan disertasi sulit dan memerlukan dedikasi yang tinggi, karena melibatkan penelitian yang mendalam dan kompleks.
Baca Juga: Akal-akalan Dosen Klaim Skripsi Mahasiswa di Jurnal Internasional Demi Gelar Guru Besar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.