Seiring berjalannya waktu, gerakan kepanduan di Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang bergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Namun, jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia jauh lebih banyak daripada jumlah anggota yang ada dalam perkumpulan tersebut.
Selain itu, masih terdapat perpecahan yang kuat di antara kelompok-kelompok, yang menyebabkan Perkindo menjadi lemah.
Baca Juga: 55 Link Twibbon Hari Pramuka ke-62 Tahun 2023, Ini Logo, Tema dan Sejarahnya
Untuk mengatasi hal ini, Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang saat itu menjabat sebagai Pandu Agung, mengusulkan untuk menggabungkan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah.
Konsep ini pertama kali diutarakan oleh Presiden Soekarno saat mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959.
Presiden kemudian mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia. Semua organisasi kepanduan yang ada akan digabung menjadi satu dengan nama Pramuka.
Untuk melaksanakan hal ini, Presiden menunjuk sebuah panitia yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono.
Gerakan Pramuka dimulai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Pada 9 Maret 1961, nama Pramuka secara resmi diperkenalkan dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Pada 20 Mei 1961, Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dikeluarkan, yang kemudian menjadi Hari Permulaan Tahun Kerja Pramuka.
Pada 20 Juli 1961, para perwakilan organisasi kepanduan di Indonesia mengumumkan di Istana Olahraga Senayan untuk bergabung ke dalam Gerakan Pramuka, dan tanggal ini dikenal sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Setelah itu, pada tanggal 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat dalam sebuah upacara di halaman Istana Negara.
Upacara ini ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Panji tersebut kemudian diteruskan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada barisan Pramuka di Jakarta, dan diarak keliling kota.
Baca Juga: Lirik Hymne dan Mars Pramuka Lengkap dengan Nama Penciptanya
Sejak saat itu, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka Nasional dan dirayakan oleh seluruh Pramuka setiap tahunnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.