KUPANG, KOMPAS.TV – Aturan pembelajaran mulai pukul 05.30 pada sejumlah sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah diterapkan sejak, Senin (27/2/2023). Aturan ini merupakan instruksi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi dalam keterangan pers pada Selasa (28/2/2023) yang dikutip dari Kompas.id, mengatakan, kebijakan jam sekolah itu untuk sementara berlaku bagi 10 sekolah di Kota Kupang.
Selanjutnya, akan dipilih dua sekolah yang dinilai memberi hasil terbaik. Tujuan akhirnya, untuk mendorong dua sekolah yang terpilih itu masuk dalam jajaran 200 SMA/SMK terbaik di Indonesia.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram, Viktor memaparkan beberapa tujuan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tersebut.
Menurutnya, jam sekolah yang dimulai sejak pukul 05.30 itu untuk membentuk, melatih, serta memberikan pengajaran dan pendampingan siswa sehingga bisa mempersiapkan diri dengan baik agar nantinya dapat melanjutkan pendidikan ke kampus atau perguruan tinggi unggul.
Baca Juga: Mereka yang Mengeluh Soal Masuk Sekolah di NTT Pukul 05.30: Tak Ada Transportasi dan Biaya Bengkak
Untuk masuk PTN
Selanjutnya, kebijakan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para siswa kelas XII SMA/SMK masuk ke perguruan tinggi negeri maupun luar negeri.
"Sehingga (siswa) yang tertarik masuk UI mereka dipersiapkan dari awal sehingga kalau tes UI langsung mereka mampu, punya standar yang sama dengan Jakarta. UGM ataupun yang menuju Harvard University sekali pun," kata Viktor.
"Kalau mereka menulis itu ke kami: saya ingin ke Harvard University. Maka anak ini dipersiapkan sekelas masuk Harvard University," sambungnya.
Melatih disiplin, disiapkan untuk masuk Akmil
Kemudian untuk melatih kedisplinan para siswa. Terlebih, bagi mereka yang memiliki cita-cita untuk masuk ke Akademi Militer (Akmil) dan Akademi Kepolisian (Akpol).
"Melatih mereka untuk tes di manapun berada. Dia mungkin disiapkan dirinya untuk masuk Akmil, disiapkan dia untuk menuju Akpol, disiapkan. Jadi mereka tersiapkan dengan baik," ujarnya.
Hanya perlu diterapkan di sekolah unggulan
Di samping itu, Viktor mengatakan bahwa hanya dua SMA unggulan di daerahnya yang akan menerapkan masuk sekolah jam 5 pagi. Kedua sekolah yang dimaksud yakni, SMA 1 dan SMA 6.
Dia menilai dua sekolah unggul tersebut memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Menurutnya, 50 persen dari total APBD Provinsi NTT berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga harus ada desain khusus untuk memanfaatkan anggaran tersebut dengan sebaik mungkin.
Viktor mengaku tak masalah dengan pro kontra terkait kebijakan sekolah dimajukan menjadi 05.00 pagi. Viktor menilai hal tersebut biasa apabila menerapkan kebijakan dan perubahan besar.
"Saya setuju dengan apa yang disampaikan, lakukan analisis, lakukan kajian. Kajian itu sedang dilakukan, lalu kita punya kekurangan, siapa yang mau dikaji. Maka, pelajaran paling baik bagi kita dalam hidup kita try and fix it," pungkas Viktor.
Baca Juga: 2 Kebijakan Nyeleneh Gubernur NTT, Sekolah Jam 5 Pagi dan Jalan Kaki demi Kendalikan Inflasi Daerah
Sementara itu, Novi Poespita Candra, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menuturkan, KBM pukul 05.30 kemungkinan akan menciptakan suasana batin yang tidak menyenangkan di kalangan siswa maupun orangtua sehingga akan berdampak buruk pada prestasi siswa.
Menurut Novi yang juga Co-Founder "Gerakan Sekolah Menyenangkan", belum ada studi yang menunjukkan bahwa memajukan jam belajar lebih pagi akan meningkatkan prestasi belajar.
Prestasi siswa meningkat, jika motivasi internal belajar siswa tinggi. Motivasi internal tinggi jika ada hormon kebahagiaan dalam diri siswa.
"Hormon kebahagiaan muncul jika proses di sekolah memunculkan hormon dopamine (memunculkan tantangan), hormon oksitosin (memunculkan cinta kasih), hormon serotonin (anak anak merasa bermakna), dan hormon endorphin (suasana kegembiraan), " papar psikolog itu, dilansir dari Kompas.id.
Kebijakan sekolah lebih pagi, menurutnya juga kurang tepat dan kurang bijaksana serta kurang mempertimbangkan kondisi psikologis siswa, orangtua, dan juga guru.
Dampak pada kesehatan fisik dan emosi
Dari segi kesehatan fisik bisa jadi karena terlalu pagi, anak anak belum sempat sarapan. Ini menimbulkan kelelahan kronis jangka panjang.
Dari segi emosi, lanjut Novi, lantaran terburu-buru, hal itu dapat mempengaruhi emosi anak. Begitu juga orangtua dapat tersulut emosinya jika melihat anak-anak yang belum siap. Ini buruk untuk memulai hari sekolah yang semestinya penuh motivasi dan harapan.
Novi juga tidak sependapat bahwa memajukan jam masuk sekolah akan meningkatkan etos belajar anak. Untuk meningkatkan etos semestinya dengan menciptakan kultur dan budaya belajar yang positif sehingga memunculkan motivasi internal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.