Kompas TV olahraga kompas sport

Dua Pelatih Ini Sukses Berikan Medali Emas SEA Games untuk Timnas Indonesia

Kompas.tv - 5 April 2020, 21:28 WIB
dua-pelatih-ini-sukses-berikan-medali-emas-sea-games-untuk-timnas-indonesia
Pelatih timnas Indonesia di SEA Games 1991, Anatoly Polosin (Sumber: Dok BOLA)
Penulis : Haryo Jati

KOMPAS.TV - Timnas Indonesia merupakan salah satu tim kuat di Asia Tenggara. Namun, ketidakberuntungan kerap mendera Tim Garuda.

Di tingkat ASEAN, timnas Indonesia tak pernah menjadi juara Piala AFF, yang dulu bernama Piala Tiger.

Baca Juga: Pelatih Timnas Indonesia U-19 Positif Terjangkit Virus Corona, Ini Harapan Anak Asuhnya

Sementara itu di ajang SEA Games, timnas juga kerap kesulitan untuk meraih medali emas.

Bahkan 20 tahun terakhir raihan terbaik di ajang tersebut adalah tiga medali perak.

Baca Juga: Dampak Wabah Corona, PSSI Berencana Potong Gaji Staf Pelatih Timnas Indonesia

Timnas Indonesia hanya pernah dua kali meraih medali emas, yaitu pada gelaran 1987 dan 1991.

Bartje Matulapelwa

Bartje Matulapelwa ditunjuk melatih timnas Indonesia pada 1985, menggantikan Sinyo Aliandoe, yang gagal membawa Bambang Nurdiansyah dkk melewati final Grup III zona Asia Pra-Piala Dunia 1986.

Bartje bersama Sutan Harhara dan Sarman Panggabean, yang menjadi asisten pelatih lebih dulu mempersiapkan tim untuk Asian Games 1986.

Memaksimalkan pemain Galatama dan Perserikatan, Bartje dipusingkan dengan tidak akurnya pemain dari kedua kompetisi.

Namun, dengan tangan dinginnya Bartje mampu membuat tim bisa bekerja dengan baik. Dia pun sukses membawa timnas Indonesia melaju hingga semfinal Asian Games 1986.

Sayang di fase tersebut, Ricky Yakob dkk kalah dari Korea Selatan 0-4. Di perebutan medali perunggu, mereka kembali takluk dari Kuwait 0-5.

Pencapaian itu menjadi evaluasi Bartje untuk SEA Games 1987 di Filipina. Dia melakukan beberapa perubahan dan regenerasi.

Ricky Yakob yang baru berusia 23 tahun dipercaya menjadi kapten. Sementara itu, Rully Nere yang dianggap sudah habis tetap dipercayanya sebagai pilihan utama.

Di fase grup, Brunei Darussalam dihantam 2-0 dan berhasil menahan imbang Thailand tanpa gol.

Di semifinal, timnas Indonesia menggila. Mereka mengalahkan Burma (Myanmar) 4-1.

Sempat tertinggal lebih dulu, timnas Indonesia berbalik unggul lewat gol Rully Nere, Herry Kiswanto, Ricky Yakob dan Robby Darwis.

Di final, Indonesia melawan Malaysia. Pertandingan berlangsung ketat dan keras.

Laga pun dilanjutkan ke babak tambahan. Akhirnya, Ribut Waidi sukses mencetak gol kemenangan di menit ke-91, dan memberikan medali emas SEA Games pertama dari sepak bola untuk Indonesia.

Anatoly Polosin

Sosok Anatoly Polosin tak bisa dilepaskan dari kesuksesan timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 di Filipina.

Pelatih asal Uni Sovyet ini datang ke Indonesia menggantikan Bartje yang mundur usai SEA Games 1987.

Banyak yang meragukan kualitasnya, mengingat Polosin menghabiskan karier kepelatihannya di klub-klub Eropa Timur.

Namun, dia berhasil membawa Tim Garuda meraih medali perunggu SEA Games 1989.

Saat persiapan SEA Games 1991, Polosin menyiapkan tim dalam 3 bulan. Dia pun menerapkan gaya militer dan menitikberatkan pada kemampuan fisik pemain.

Muntah-muntah pun menjadi sebuah kebiasaan bagi pemain setiap usai berlatih.

Bahkan Ansyari Lubis, Fakhri Husaini dan Jaya Hartono yang tengah berada pada era emasnya kesulitan untuk menjalani pola latihan Polosin.

Mereka pun tak menyertakan ketiganya di ajang tersebut. Dia malah membuat skuat dari para pemain muda.

Aji Santoso, Sudirman, Widodo C Putro, Peri Sandria, Rochy Putiray menjadi darah segar yang disertakan ke dalam tim.

Mereka ditemani oleh pemain senior seperti Ferril Hattu, Edy Harto dan Bambang Nurdiansyah.

Timnas Indonesia pun menjadi tim menakutkan di fase grup. Mereka menjadi pemuncak klasemen Grup B dengan meraih kemenangan di semua laga.

Timnas Indonesia mengalahkan Malaysia 2-0, Vietnam (1-0) dan Filipina (2-1).

Di semifinal, timnas Indonesia bermain tanpa gol melawan Singapura. Mereka pun menang lewat adu penalti 4-2.

Pada laga itu, Edy Harto sukses menepis dua eksekutr Singapura. Di final, mantan kiper Krama Yudha Tiga Berlian itu kembali menunjukkan ketangguhannya.

Menghadapi Thailand, dia mampu membuat gawangnya bersih dari gol meski digempur Vithoon Kijmongkolsak dkk.

Kedua tim pun imbang tanpa gol hingga waktu normal dan babak tambahan usai.

Di babak penalti, Edy kembali menjadi pahlawan setelah menepis penendang penalti terakhir Thailand, Pairote Pongjan.

Apalagi setelahnya, Sudirman yang menjadi eksekutor berhasil menuntaskan tugasnya dan memastikan kemenangan untuk Indonesia.

Setelah menangani timnas Indonesia, Polosin sempat pulang kembali ke negaranya untuk menangani Arsenal Tula dan Shinnik Yaroslavi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x