GAZA, KOMPAS.TV - Channel 13 Israel mengungkap rincian baru terkait detail penyergapan di kamp Shaboura, Rafah, yang dilakukan oleh Brigade Al Qassam.
Insiden itu menewaskan seorang perwira dan tiga tentara dari Brigade Givati serta melukai tujuh personel lainnya pada Senin (10/6/2024) lalum
Dilansir dari Khaberni, koresponden militer untuk Channel 13 Israel, Or Heller, mengatakan, penyergapan itu adalah “peristiwa yang sulit dan menyakitkan”.
"Apa yang terjadi adalah “pukulan keras bagi Brigade Givati sebelum liburan Minggu [Shavuot dalam bahasa Ibrani]. Peristiwa ini yang mengingatkan semua orang kalau perang yang sulit ini masih jauh dari berakhir," kata koresponden tersebut.
Penyergapan tersebut berawal saat Pasukan Givati dari Israel Defense Forces (IDF) sedang melakukan operasi penyisiran di lingkungan Shaboura, Gaza Selatan. Mereka mencurigai sebuah gedung tiga lantai sebagai tempat persembunyian milisi Palestina.
Menurut laporan Channel 13, pasukan elite Givati, yang terdiri dari tentara IDF, melemparkan alat peledak ke dalam gedung untuk meledakkan bom jebakan yang mungkin sudah ditanam oleh pejuang Hamas.
Setelah pelemparan alat peledak, komandan kompi memimpin penyerbuan dan masuk ke gedung bersama timnya.
Namun, tak lama setelah mereka masuk, terjadi ledakan besar yang menyebabkan bangunan tiga lantai tersebut runtuh dan menimpa para prajurit di dalamnya.
Insiden ini langsung direspons dengan mengerahkan pasukan Home Front Rescue Unit, tim medis, dan pasukan teknik untuk menyelamatkan korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Baca Juga: Soal Serangan Rafah, Menkes Palestina: IDF Yang Pilih, Mereka Picu Pelatuknya!
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa pasukan IDF sebenarnya sudah melakukan tindakan pencegahan sebelum memasuki bangunan agar tidak terkena jebakan.
Namun, langkah pencegahan ini ternyata telah diketahui oleh Brigade Al Qassam sehingga mereka mampu menyiapkan jebakan dengan presisi tinggi yang tidak terdeteksi oleh prosedur operasional standar (SOP) IDF.
SOP IDF biasanya melibatkan pelemparan alat peledak ke dalam bangunan untuk memicu ledakan bom jebakan yang mungkin ada. Jika tidak ada ledakan susulan, pasukan IDF merasa aman untuk masuk.
Akan tetapi, dalam kasus ini, setelah IDF melemparkan alat peledak dan masuk, bom jebakan baru justru meledak, membuat sebagian tembok runtuh dan menyebabkan banyak tentara terluka.
Penyelidikan lebih lanjut dari Channel 13 menunjukkan adanya sebuah terowongan di bawah gedung tersebut.
"Anggota Brigade Qassam mengetahui tindakan pencegahan Israel, dan mereka menunggu tentara IDF untuk melemparkan alat peledak di dalam rumah. Dan setelah (bom penyisir) meledak, Qassam segera keluar dari terowongan dalam waktu singkat, dan memasang alat peledak berukuran besar di dalam rumah. Lalu setelah mereka yakin tentara IDF telah masuk, mereka berinisiatif untuk meledakkannya," tulis laporan tersebut.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Senin kemarin, Brigade Al Qassam menyatakan bahwa mereka berhasil meledakkan sebuah rumah jebakan milik pasukan Zionis yang bersembunyi di dalamnya di kamp Shaboura, Rafah, sehingga menewaskan dan melukai beberapa tentara.
Brigade Al Qassam juga melaporkan bahwa mereka mengguyur lokasi dengan serangan mortir saat pasukan penyelamat IDF tiba di lokasi.
Baca Juga: Netanyahu Anggap Serangan di Kamp Pengungsian Rafah Kecelakaan, tapi IDF Sebut Serangan Presisi
Sumber : Khaberni
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.