JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, berpesan kepada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie menjelang digelarnya Olimpiade Paris 2024.
Taufik berpesan agar kedua juniornya di Pelatnas Cipayung itu menganggap Olimpiade Paris 2024 sebagai Olimpiade terakhir mereka.
Ginting dan Jonatan merupakan dua tunggal putra terbaik Indonesia saat ini.
Dilansir Kompas.com, Ginting dan Jonatan berada di zona aman dalam Race to Olympics. Ginting bertengger di posisi keenam dan Jonatan tiga peringkat lebih bawah.
Setiap negara wajib memiliki dua pemain di posisi 16 besar klasemen Race to Olympics untuk sektor tunggal putra dan putri, agar bisa meloloskan dua wakil ke Olimpiade Paris 2024.
Taufik mengingatkan Ginting dan Jonatan agar tampil maksimal di Paris 2024. Pasalnya, tiada yang menjamin keduanya dapat bermain lagi di Olimpiade berikutnya.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Paris 2024, Taufik Hidayat Minta Tunggal Putra Indonesia Perkuat Mental
"Saya berharap mereka juga menganggap ini Olimpiade terakhir. Belum tentu mereka 4 tahun lagi main di Olimpiade. Ini kesempatan paling besar," tutur Taufik di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (27/2/2024), dikutip dari laporan Kompas.com.
Mengutip laman resmi BWF, ranking akhir Race to Olympics bakal diumumkan pada 30 April 2024.
Taufik meminta Ginting dan Jonatan untuk tidak terlalu berkecil hati soal ranking BWF mereka. Pasalnya, menurut juara Olimpiade 2004 itu, ranking hanyalah sebuah angka dan tidak menjadi patokan kualitas pemain.
Pada Olimpiade Athena 2004, Taufik bukanlah pemain unggulan. Justru kompatriotnya, Sony Dwi Kuncoro, masuk daftar delapan unggulan Olimpiade 2004.
Bahkan, legenda tunggal putra China, Lin Dan yang kala itu berstatus unggulan pertama, justru kalah pada babak 32 besar dari pemain Singapura, Ronald Susilo.
Baca Juga: Jadwal German Open 2024 Hari Ini: Tiga Ganda Campuran Indonesia Bakal Berlaga
Taufik berhasil membuktikan diri sebagai kampiun Olimpiade 2004 meski tidak berstatus unggulan.
"Saya tidak bisa membandingkan sekarang dan dulu karena (situasinya) beda banget. Dulu sebelum masuk Olimpiade saya pernah keluar dari PBSI, saya pernah ke Singapura," papar Taufik.
"Tantangan saya cuma satu, pelatih saya (Mulyo Handoyo) bilang masih mau main di Olimpiade apa tidak? Saya bilang mau."
Baca Juga: Jelang Olimpiade Paris 2024, PBSI Tunjuk Ricky Soebagdja Sebagai Kabid Binpres
"Dulu saya hampir tidak masuk Olimpiade karena ada di ranking 17 saat penentuan. Kebetulan (pemain) Korea keluar satu, jadi saya naik ke-16."
"Makanya saya bilang ranking tidak menentukan. Saat itu, Lin Dan ranking satu pada tahun 2004," tegasnya.
Sumber : Kompas.com/BWF
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.