Baca Juga: Petenis Belarusia Dibuli Usai Kalah dari Atlet Ukraina di Wimbledon, Merasa Tak Adil
Sepatu harus sepenuhnya berwarna putih, tanpa sol berwarna, dan pakaian dalam yang dapat "terlihat selama pertandingan" juga harus sesuai dengan tema putih.
Bahkan, pemain juga harus memakai plester medis berwarna putih "jika memungkinkan".
Selama lebih dari satu abad aturan berpakaian pemain Wimbledon ini diterapkan, ada sejumlah kasus petenis yang enggan menaatinya.
Kasus yang paling ekstrem adalah ketika Andre Agassi menolak untuk bermain di Wimbledon 1988 sampai 1990 karena aturan dress code tersebut mencegahnya mengenakan pakaian berwarna yang menurutnya paling nyaman dipakai.
Agassi akhirnya tunduk pada aturan dress code tersebut. Pada 1992, dia tampil dan memenangi Wimbledon sekaligus gelar Grand Slam perdananya.
Baca Juga: Roger Federer Umumkan Pensiun dari Tenis di Usia 41 Tahun
Roger Federer, salah satu petenis yang kerap disebut sebagai yang terbaik sepanjang masa, pernah ditegur hanya karena mengenakan sepatu bersol warna oranye.
Kejadian tersebut terjadi pada 2013 dan Federer dipaksa mengenakan sepatu serbaputih di laga berikutnya.
"Putih, putih, putih seutuhnya. Saya pikir ini aturan yang ketat. Opini personal saya: saya pikir ini terlalu ketat," kata Federer, dikutip dari TIME.
Meski kritikan datang dari beberapa pemain hebat, masih belum cukup untuk mengubah aturan berpakaian serbaputih di kejuaraan Wimbledon.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.