“Ya nggak begitu pertanyaannya. Bahwa kita tunggu FIFA datang, lalu FIFA memutuskan di lapangan mana yang sesuai.”
“Sebelum FIFA datang, kita ngecek lapangan. Jadi bukan dibilang jadi nggak ada renovasi. Bukan begitu,” tegasnya.
Erick kemudian mempertanyakan alasan JIS selalu dipertanyakan. Padahal, kata dia, pemerintah berencana merenovasi 22 stadion.
Baca Juga: Polemik JIS, Bagaimana Sebuah Stadion Agar Diakui Berstandar FIFA?
“Kenapa harus JIS terus? Kan ada lapangan lain.”
“Kalau kita hanya meramaikan JIS berarti lapangan lain bukan jadi prioritas kan, padahal pemerintah mau merenovasi 22 stadion. Jadi jangan terfokus satu-dua (stadion),” imbuhnya.
Mengenai kapan peninjauan ke JIS akan dilakukan, Erick mengaku pihaknya baru akan mengatur jadwalnya.
“Nanti diatur, tuh ada Pak Bas (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) tuh.”
Seperti diberitakan, JIS disebut bakal digunakan sebagai venue Piala Dunia U17 2023, setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) diragukan akan bisa digunakan.
Pasalnya, SUGBK bakal digunakan untuk konser Coldplay pada November mendatang, bersamaan dengan Piala Dunia U17 2023. Meski begitu, penggunaan JIS sendiri menimbulkan polemik.
JIS disebut tak sesuai dengan standar FIFA, sehingga dibutuhkan renovasi jika ingin dipakai sebagai venue. Tapi sejumlah kalangan menyebut penolakan terhadap JIS merupakan bentuk politisasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.