JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat sepak bola Anton Sanjoyo tak terlalu mempermasalahkan apabila Piala Dunia U17 2023 tidak dipertandingkan di Jakarta.
Seperti diketahui, FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U17 yang diselenggarakan pada 10 November hingga 2 Desember 2023.
Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah ini terbilang mendadak dan tiba-tiba. Apalagi sebelumnya Merah Putih juga nyaris disanksi FIFA karena batal menyelenggarakan Piala Dunia U20 2023.
Dengan penunjukan yang mendadak ini, Indonesia pun berupaya untuk mengejar persiapan sebagai tuan rumah, salah satunya mempersiapkan venue.
Bisa dibilang, untuk venue, Indonesia siap karena sebelumnya memiliki enam stadion yang sudah disiapkan untuk Piala Dunia U17.
Keenam stadion tersebut adalah Stadion Gelora Sriwijaya (Palembang), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Denpasar).
Namun, polemik muncul saat penyelenggaraan Piala Dunia U17 ini berbarengan dengan jadwal konser Coldplay yang dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Jakarta International Stadium (JIS) pun muncul sebagai opsi. Akan tetapi, stadion berkapasitas 82.000 penonton itu dinilai belum sesuai dengan standar FIFA terkait keamanan.
Jakarta pun terancam tidak bisa menggelar pertandingan Piala Dunia U17 2023.
Terkait hal ini, Anton Sanjoyo menilai tak masalah apabila Jakarta tidak mempertandingkan laga Piala Dunia U17.
Baca Juga: Opsi JIS sebagai Venue Piala Dunia U17, Arya Sinulingga: Jangan Dibawa ke Ruang Politik
Selain karena penunjukan yang mendadak, kota-kota lain juga lebih siap untuk menjadi venue Piala Dunia U17.
"Kalau misalnya kita agak terburu-buru, saya mengerti ya, dan Coldplay kan duluan nge-book GBK. Jadi memang bagi PSSI, ini agak dilematis," kata pria yang akrab disapa Bung Joy itu dalam program Kompas Petang, Kamis (29/6/2023).
"Tapi menurut saya, seandainya tidak ada pertandingan di Jakarta atau pembukaannya harus di Solo atau Bali, rasanya juga enggak ada masalah," ujarnya .
"Kan sama-sama di Indonesia juga. Enggak ada persoalan soal itu. Jadi nanti yang menilai adalah FIFA," ucap Bung Joy.
PSSI sendiri saat ini sedang berupaya untuk mencari solusi terkait venue Piala Dunia U17 di Jakarta. Salah satunya adalah mengejar renovasi JIS dalam waktu 4 bulan.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengatakan, apabila pada akhirnya JIS dinilai tidak layak oleh FIFA, pihaknya akan menerima keputusan tersebut.
"Ya kalau nanti kita secara waktu renovasi enggak mampu, ya apa boleh buat. Karena kan yang menentukan lapangan itu FIFA. Makanya kita jadi polemik gara-gara politik ini," kata Arya.
"Jadi ya kalau FIFA melihat memang layak, kita mainkan. Kalau enggak, ya enggak."
Lebih lanjut, kata Arya, PSSI akan memaksimalkan stadion yang sejauh ini sudah dinilai sesuai dengan standar FIFA.
"Ya apa boleh buat, empat atau lima stadion. Tapi terus terang ya, itu akan menyulitkan kita dalam hal-hal teknis. Kalau memang bisa kita cari stadion lain, kita ajukan lagi," ujarnya.
"Pokoknya kita memaksimalkan yang ada. Kalau bisa enam, itu sangat layak. Secara waktu menyusunnya itu enggak repot," pungkas Arya.
Baca Juga: Renovasi JIS untuk Venue Piala Dunia U17 2023, Menpora Sebut Biaya dari Pemprov DKI
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.