Luton terakhir kali berada di sana pada musim 1991/1992, ketika masih bernama Division One sebelum berubah menjadi Premier League semusim kemudian.
Ketika itu, Luton terdegradasi setelah menjadi juru kunci atau berada di posisi ke-20.
Dikutip dari CNN, berdasarkan laporan kelompok bisnis olahraga, Deloitte, kesuksesan promosi ini membuat Luton akan menerima gelontoran dana 170 juta poundsterling atau setara Rp3,1 triliun selama tiga musim.
Deloitte menambahkan, gelontoran dana itu akan meningkat menjadi 290 juta poundsterling (Rp5,3 triliun) jika bisa menghindari degradasi pada musim pertama.
Salah satu pemain yang tak bisa menyembunyikan kegembiraannya atas kesuksesan ini adalah Pelly Ruddock Mpanzu.
Pemain Republik Demokratik Kongo itu telah bersama Luton, sejak masih bermain di Divisi Lima.
Baca Juga: Wow, Lionel Messi dan Angel Di Maria Bereaksi Atas Daftar Pemain Timnas Argentina Vs Indonesia
Ia pun menjadi pemain pertama di sejarah sepak bola Inggris yang bermain dari masa non-liga hingga Premier League dengan klub yang sama.
“Saya merasa seperti telah menyelesaikan sepak bola, bung,” kata Ruddock usai pertandingan.
“Ini sebuah perjalanan. Kami telah melalui pasang surut tetapi Anda harus percaya diri sendiri dan inilah saya, bung. Saya menjadi pemain Premier League,” lanjutnya kegirangan.
Mpanzu, yang berusia 28 tahun, bergabung dengan Luton pada November 2013, setelah sebelumnya bermain untuk West Ham United.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.