JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembentukan mental dan sistem pendukung dalam persiapan jadi kunci kemenangan tim nasional sepak bola U22 di SEA Games 2023 Kamboja.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan di pertandingan olahraga mental menjadi hal utama. Ia mengaku beberapa kali berdebat dengan pelatih soal mana dulu yang digenjot, kemampuan atau fisik.
Menurut Erick, keduanya memang perlu tapi kunci utamanya adalah mental.
"Kita punya skill bagus tapi mentalnya enggak siap ya kemampuannya hilang. Dia enggak bisa bawa bola, passing bola. Dia punya fisik bagus enggak punya mental, ya enggak kuat lari," ujar Erick saat wawancara eksklusif di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (18/5/2023).
Baca Juga: Spanduk “Terima Kasih Erick Thohir” Terpasang di Sekitar Lapangan Sepak Bola
Erick menjelaskan mental meraih medali emas timnas U22 terlihat saat laga semifinal Indonesia Vs Vietnam. Kemudian di final melawan Thailand.
Di pertandingan final walaupun sudah unggul 3-2, pemain masih lari mengejar bola yang lepas dari pengawalan.
"Jadi itu (mental) yang membuat mereka masih lari," ujar Erick.
Selain mental, persiapan juga menjadi perhatian Erick. Terkadang official, pelatih dan kita semua selalu menekan pemain untuk menang dipertandingan tapi persiapannya kurang.
Baca Juga: Erick Thohir Telah Siapkan Bonus untuk Timnas U-22 Indonesia
Untuk itulah Erick membangun sistem pendukung guna mempersiapkan Timnas U22 berlaga di SEA Games 2023 Kamboja.
Pertama mengelar laga uji coba agar mental pemain terangkat. PSSI mengundang Timnas Lebanon bermain dengan Timnas U22.
Erick sengaja memilih timnas luar negeri untuk memberikan pengalaman bermain bagi skuad Garuda Muda.
Kalau uji coba lawan klub Liga 1 Indonesia, menurut Erick tidak memberikan tekanan walaupun ada pemain asing.
Baca Juga: Maju Hanya dengan 10 Pemain, Jokowi Puji Timnas Sepak Bola di SEA Games 2023: Mental Pemenang Itu!
"Ketika pertandingan pertama kita sudah menang lawan Timnas Lebanon kan terus kalah. Di situ saya nilai ini mental. Makanya saya turun ke lapangan saya bilang kenapa kita kalah," ujar Erick.
Sistem pendukung kedua yakni recovery. Erick menilai recovery atau pemulihan pasca-pertandingan tidak diperhatikan dengan baik.
Terkadang pemain di lepas begitu saja, seharusnya pemain tetap dijaga dan tetap mendapat perawatan.
Seperti sport massage, latihan fisik hingga terapi lainnya. Bahkan Erick menghadirkan psikiater bersama alat tes untuk mengetahui kesehatan mental pemain.
Baca Juga: Momen Kepulangan Timnas Indonesia U-22 di Tanah Air Usai Sabet Emas di SEA Games 2023
"Bukannya kita berlebihan tapi itulah sport science, harus ada melihat anak-anak ini tekanannya apa. Kadang-kadang main HP baca informasi di media online tekanan loh. Belum lagi yang kecil, makanan. Makanan bosen juga jadi enggak happy," ujar Erick.
"Support system itu dipentingkan. Kita harus support benar, bukan kita sebagai pengurus hanya nyuruh-nyuruh atau begitu euforia saja kita hadir, enggak seperti itu. Memang kita ngapain? Yang ngos-ngosan pemain, yang stres pelatih, tapi kita supporting system. Kalau saya di situ, saya punya filosofi itu," pungkas Erick.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.