JAKARTA, KOMPAS.TV - Mario Ferri, pitch invader laga Piala Dunia 2022, dilaporkan telah dibebaskan tanpa dakwaan atas ulah nyelenehnya.
Ferri menyerbu ke lapangan di tengah laga Portugal vs Uruguay, Senin (28/11/2022) kemarin, sambil membawa bendera pelangi.
Ia juga mengenakan kaus yang bertuliskan "Selamatkan Ukraina" di bagian depan dan "Hormati Wanita Iran" di bagian belakang.
Sesaat setelah masuk ke lapangan, Ferri kemudian ditangkap oleh pihak keamanan yang berada di Stadion Lusail Iconic. Belum ada pernyataan resmi dari pihak keamanan Stadion di Qatar atas ulah nyeleneh tersebut.
Akan tetapi, menurut laporan CBS yang dilansir dari The Independent, pria Italia itu telah dibebaskan tanpa dakwaan pada Selasa (29/11/2022).
Lalu, dalam satu akun instagram yang mengklaim diri sebagai Ferri, muncul unggahan bertuliskan, "Saya Kembali."
Baca Juga: Mengejutkan, Qatar Ungkap Kematian Pekerja untuk Piala Dunia Antara 400 dan 500 Orang
Dalam akun instagram itu, disebutkan pula apa tujuan menyerbu lapangan dengan membawa bendera pelangi serta mengenakan kaus untuk mendukung rakyat Ukraina dan rakyat Iran.
Akun itu memuat tulisan yang diartikan, "Saya akan menyebutnya 'THE LAST DANCE' lari terakhir saya di lapangan bermain, saya ingin mengirimkan pesan PENTING untuk saya bahwa saya telah hidup di kulit saya dalam beberapa bulan terakhir."
"Sebuah pesan untuk Iran di mana saya memiliki teman yang menderita, di mana wanita tidak dihormati… DUNIA HARUS BERUBAH, kita bisa melakukannya bersama dengan gerakan KUAT yang datang dari hati, DENGAN KEBERANIAN."
"FIFA melarang ban kapten dengan pelangi dan bendera hak asasi manusia di tribune, mereka memblokir semua orang TETAPI BUKAN SAYA, seperti Robinhood 2.0, saya membawa pesan. Kami menginginkan dunia bebas yang menghormati semua ras dan semua ide."
"SAVE UKRAINA. Saya sebulan dalam perang di Kiev sebagai sukarelawan dan saya melihat betapa banyak penderitaan orang-orang itu. KAMI INGIN DAMAI DI UKRAINA."
"Terima kasih untuk semua pesan cinta yang datang kepadaku dari dunia, Iran dan Ukraina."
"Melanggar aturan jika Anda melakukannya untuk tujuan baik BUKANLAH KEJAHATAN."
Baca Juga: Iran vs Amerika Serikat, Duel Sepak Bola yang Penuh dengan Ketegangan Politik
Piala Dunia 2022 Qatar disebut sebagai penyelengaraan turnamen paling kontroversial di mana negara yang menjadi tuan rumah disebut melanggar hak asasi manusia selama pengerjaan berbagai fasilitas untuk Piala Dunia.
Qatar yang merupakan negara Islam, juga melarang penggunaan ban kapten pelangi. Aneka warna itu dianggap simbol LGBTQ+.
Hal tersebut kemudian ditentang oleh sejumlah negara meski pada akhirnya melunak karena akan ada hukuman bagi negara yang tetap ngeyel menggunakan ban kapten pelangi.
Sementara itu, seperti yang diketahui, Ukraina sedang diinvasi oleh Rusia sejak bulan Februari lalu, dan Iran telah menerima banyak demonstrasi protes anti-pemerintah dalam beberapa pekan terakhir setelah seorang wanita berusia 22 tahun, Mahsa Amini, meninggal saat ditahan oleh polisi karena mengenakan jilbabnya dengan 'tidak benar'.
Baca Juga: Adidas Pastikan Gol Pertama Portugal Lawan Uruguay Milik Bruno Fernandes, Bukan Cristiano Ronaldo
Sumber : The Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.