Setelah kerusuhan terjadi, aparat kepolisian sempat mengklaim menemukan dua dus botol minuman yang diduga berisi minuman keras di Stadion Kanjuruhan. Miras itu diduga milik Aremania.
Namun, dari hasil penelusuran Komnas HAM, mereka menyimpulkan bahwa botol yang diduga berisi minuman keras itu rupanya adalah obat sapi.
"Memang itu (diproduksi) semacam UMKM yang memproduksi untuk pengobatan sapi," kata Anam.
Anam mengonfirmasi bahwa botol-botol tersebut ditemukan di Stadion Kanjuruhan, tepatnya di kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang memang terletak di gedung stadion tersebut.
Dalam keterangan Anam, pihak Dispora menjelaskan, dua dus botol obat sapi itu memang diletakkan di sana untuk dititipkan sementara karena hendak diboyong ke Jakarta.
Ketika mengisahkan soal video kunci, suara Anam mendadak tercekat, ia terdiam sejenak dan menjelaskan, temuan kunci video Komnas HAM dibuat oleh aremania yang jadi salah satu korban meninggal dunia.
"Jadi memang video ini sangat krusial. Dia bisa merekam dari sejak di tribun sampai di titik pintu itu, dan merekam banyak hal, dan, dia sendiri bagian dari yang meninggal," ujar Anam dengan suara tercekat.
Anam menyebut bahwa video itu sejauh ini hanya dikantongi oleh pihaknya. Komnas HAM pun berencana akan menampilkan sebagian video itu setelah laporan akhir Tragedi Kanjuruhan selesai.
Komnas HAM juga mengaku telah mengantongi rencana pengamanan, termasuk analisis prakondisi, dari persiapan laga Arema vs Persebaya yang berakhir dengan tragis.
Rencana pengamanan dan analisis prakondisi ini mencakup soal permintaan postur keamanan di Stadion Kanjuruhan, termasuk kebutuhan personel dan persenjataan yang dibutuhkan, 10 hari sebelum Tragedi Kanjuruhan terjadi.
"Termasuk permintaan PHH (Pasukan Huru-hara). Nanti kami sampaikan ketika laporan akhir," sebut Anam.
Komnas HAM menemukan banyak sepatu bertebaran di Stadion Kanjuruhan setelah tragedi terjadi.
Mereka menyampaikan, berdasarkan hasil investigasi sementara, sepatu-sepatu itu merupakan sepatu suporter yang dilempar setelah mereka dalam keadaan panik karena ditembaki gas air mata.
Pelemparan sepatu itu sebagai upaya balasan dalam ketidakberdayaan atas tindakan polisi yang menembkkan gas air mata
Fakta baru juga terpapar dalam temuan Komnas HAM itu. Yakni terkait tiket yang overkapasitas.
Anam juga mengonfirmasi bahwa tiket Stadion Kanjuruhan untuk derbi jawa Timur itu dicetak melebihi kapasitas stadion yang hanya 38.054 orang.
Eks Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat disebut meminta agar kapasitas penonton yang datang ke stadion dikurangi, namun sudah 42.516 tiket yang dipesan dari 43.000 tiket yang bakal dicetak. Komnas HAM juga mengaku telah mengantongi jejak komunikasi di balik batalnya usul memajukan jadwal laga Arema versus Persebaya dari semula malam menjadi sore.
"(Eks) Kapolres Malang mengajukan perubahan jadwal pertandingan semula jam 20.00 menjadi jam 16.00 namun ada penolakan dari PT LIB (Liga Indonesia Bersatu) sehingga dilaksanakan sesuai jadwal semula," kata Anam.
"Kami tahu apa yang terjadi, termasuk kenapa (jadwal pertandingan) tidak bisa diubah walaupun salah satu alasannya (perubahan jadwal) soal keamanan. Nanti poin itu kami akan buat di laporan akhir," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.