Kompas TV olahraga sepak bola

Penyebab Wafatnya Helen Prisela, Korban ke-132 Tragedi Kanjuruhan, Efek Gas Air Mata?

Kompas.tv - 12 Oktober 2022, 11:54 WIB
penyebab-wafatnya-helen-prisela-korban-ke-132-tragedi-kanjuruhan-efek-gas-air-mata
Momen jenazah Helen Prisela (21 tahun) korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan dibawa ke ambulans, Selasa (11/10/2022) (Sumber: Kompas.com/Nugraha Perdana)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan: PT LIB dan Broadcaster Indosiar Mulai Saling Tuding Laga Malam Hari

Pihaknya juga akan melakukan analisis lebih lanjut terkait pengaruh gas air mata terhadap pasien-pasien tergolong berat dari tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Pengumpulan data-data melalui rekam medis pasien akan dilakukan. Seperti hasil dari X-Ray, hasil laboratorium dan lainnya.

"Nanti kita telaah, sehingga ke depan bisa meningkatkan kualitas pelayanan kita berdasarkan data-data yang ada. Sehingga bisa menemukan satu kesimpulan, tapi sekarang belum, karena kita fokus penanganan pasien untuk pelayanan terbaik," katanya.

Sebelumnya seperti diberitakan,  Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memperbaharui data terkini per Selasa, jumlah korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur sebanyak 132 orang, bertambah dari data sebelumnya 131 orang.

 Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan data tersebut telah divalidasi per tanggal 11 Oktober pukul 17.00 WIB.

 "Resume perubahan data korban meninggal dunia bertambah satu, jumlah total 132 orang," kata Dedi.

Ia menyebutkan, korban meninggal dunia bertambah satu orang atas nama Helen Prisella usia 21 tahun.

 "Korban merupakan pasien di RSU Saiful Anwar Malang," katanya.

Dia menjelaskan, awalnya korban datang ke rumah sakit pada Minggu (2/10), sebagai pasien kategori luka sedang, lalu dirawat di ruang Ranu Kumbolo RS Saiful Anwar.

Setelah empat hari perawatan dipindahkan ke ruang ICU pada Rabu (5/10).

 "Pasien dinyatakan meninggal dunia pada hari Selasa pukul 14.25 WIB," kata Dedi.

Berdasarkan penjelasan dokter yang merawatnya, yakni dr Syaifulloh Ghani Sp OT Wadiryan RSSA, pasien di ICU terdiagnosa dengan multiple trauma ekstra kranial (banyak trauma di luar kepala), peritoneal bleeding (perdarahan dalam perut) dan sepsis (infeksi luas).

 "Pasien sudah sempat dilakukan cuci darah insidental (CRRT)," katanya.

Sedangkan data jumlah korban luka-luka masih tetap, yakni 607 orang, terdiri atas 532 orang luka ringan, 49 orang luka sedang, dan 26 orang luka berat.




Sumber : Kompas TV/kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x