YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menyinggung beberapa hal usai meninjau Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang, pada Rabu (5/10/2022) siang WIB.
Jokowi menyoroti bentuk tangga yang tajam dan pintu stadion yang sempat terkunci ketika insiden Tragedi Kanjuruhan terjadi akhir pekan lalu, hingga menelan ratusan nyawa.
Namun, Jokowi enggan menyinggung soal gas air mata ketika menjelaskan fakta bahwa beberapa pintu stadion terkunci saat Tragedi Kanjuruhan.
Berdasarkan data resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang hingga Selasa (4/10/2022) pukul 10.00 WIB, tercatat ada 131 korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan.
Sementara itu hasil komunikasi dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, Jokowi mengaku FIFA siap membantu Indonesia memperbaiki tata kelola sepak bola agar Tragedi Kanjuruhan tidak terulang.
"Pada saat saya bicara hari Senin, telepon dengan Presiden FIFA, beliau menyampaikan bahwa FIFA siap membantu memperbaiki manajemen yang ada," kata Jokowi.
Baca Juga: Sebelum Kanjuruhan, 78 Suporter Disebut Tewas dalam 12 Tahun Terakhir, Tak Ada yang Tanggung Jawab
"Jadi saya kira memang perlu evaluasi total, baik manajemen pertandingan, stadion, penonton, waktu dan pengamanan," tutur Jokowi.
"Semuanya harus dievaluasi total agar peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan tidak terulang," tambah.
Berikut 2 hal yang menjadi sorotan penting Jokowi saat meninjau Stadion Kanjuruhan:
1. Pintu Stadion Kanjuruhan
Salah satu titik sorotan Jokowi di Stadion Kanjuruhan adalah tribune selatan. Rincian dari tribune selatan Stadion Kanjuruhan adalah Pintu 10, 11, 12 dan 13.
Pintu 13 dikabarkan terkunci ketika ribuan suporter hendak menyelamatkan diri dari gas air mata.
Adapun ketika memberi keterangan pers, Jokowi menyatakan penyebab Tragedi Kanjuruhan menewaskan banyak korban jiwa adalah pintu terkunci dan tangga stadion yang curam.
"Saya datang ke Kanjuruhan di Malang untuk mendapatkan gambaran lapangan tentang peristiwa tanggal 1 Oktober malam yang terjadi di sini," kata Presiden Jokowi.
"Sebagai gambaran, saya melihat masalahnya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," ujar Presiden.
"Namun, itu saya hanya melihat lapangan. Nanti semuanya akan disimpulkan oleh tim gabungan," tutur Jokowi.
Baca Juga: Hasil Penelusuran Komnas HAM: Kerusuhan di Kanjuruhan Bukan karena Suporter Masuk ke Lapangan
2. Audit Stadion
Pada kesempatan itu, Jokowi mengaku sudah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera mengaudit seluruh stadion tim Liga 1, Liga 2, hingga Liga 3.
Audit itu ditujukan untuk mencari kelemahan-kelemahan struktural terutama akses keluar masuk penonton setiap stadion.
Jokowi berharap Kementerian PUPR menyelesaikan audit seluruh stadion tim Liga 1 sampai Liga 3 dalam kurun waktu satu bulan.
"Saya sudah memerintahkan Kementerian PUPR untuk melakukan audit bangunan terhadap seluruh stadion yang dipakai di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3," kata Jokowi.
"Audit itu untuk memperbaiki, baik itu pintu, pintu gerbang, kemudian posisi duduk, pagar dll," ujar Jokowi. "Keselamatan penonton yang kita utamakan," ucap Jokowi menambahkan.
Dalam keterangannya, Jokowi juga berkali-kali menyinggung Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan berjumlah 13 orang yang terdiri dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, jurnalis, mantan pemain, hingga eks pengurus PSSI yang mengantongi lisensi FIFA.
Adapun Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan adalah Menko Polhukam, Mahfud MD, dengan wakil Menpora Zainudin Amali. Menurut Jokowi, TGIPF Tragedi Kanjuruhan ditargetkan menyelesaikan tugasnya paling lama satu bulan.
"Kalau tim gabungan, selama sebulan saya minta secepatnya. Kalau untuk audit stadion, juga sama, sebulan juga," tutur Jokowi.
Baca Juga: Anggota DPR: Pejabat Jangan Ngomong Takut Disanksi FIFA saat Duka Kanjuruhan, Tak Punya Empati
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.