"Tim saya memberi rakyat Turki harapan dan kebahagiaan," kata Gunes dengan bangga.
Sementara itu, meski kalah dari Turki, Korea Selatan tetap mendapat apresiasi dari pendukung mereka.
Hal tersebut membuat Hiddink merasa tidak terlalu kecewa meski sebenarnya, pelatih asal Belanda itu sangat ingin memenangkan pertandingan.
“Saya ingin mendapatkan tempat ketiga – sangat ingin," kata dia.
Baca Juga: Lev Yashin, Gagal di Piala Dunia, Jadi Kiper Terbaik Sepanjang Masa, Meninggal dengan Satu Kaki
"Tetapi ketika saya melihat dan mendengar publik bereaksi terhadap tim dan apa yang mereka lakukan di babak kedua, saya bisa sangat bangga secara umum dengan orang-orang ini.”
Selepas pertandingan, suasana persahabatan semakin akrab terasa. Sukur dan rekan setimnya Fatih Akyel juga membentangkan bendera Korea Selatan sebagai bentuk apresiasi.
Apa yang terjadi di Daegu tersebut kemudian mendapatkan pujian dari salah satu surat kabar Turki, Milliyet.
"Teman-teman Korea kami memberikan pelajaran yang sempurna dalam permainan yang adil,” tulis Milliyet.
“Gambaran persahabatan itu luar biasa. Anda bisa melihat bendera besar Turki dan Korea Selatan berkibar bersama."
"Gerakan bagus dari tim Turki atau tim Korea patut diapresiasi. Suasana persahabatan berlanjut bahkan setelah pertandingan."
"Pemain kedua tim memberi hormat kepada penonton sambil bergandengan tangan. Persahabatan seperti itu membuat para pemain kami berlinang air mata," tutup Milliyet.
Di luar itu, momen tersebut kembali membuktikan kekuatan sepakbola yang tak tertandingi, terutama di Piala Dunia, yang bisa menginspirasi dan menyatukan segalanya.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 di Depan Mata, Simak Megahnya 8 Stadion Qatar yang Jadi Venue Pertandingan
Sumber : FIFA.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.