PARIS, KOMPAS.TV - Laga final Liga Champions 2021-22 antara Liverpool vs Real Madrid yang berlangsung di Stade de France, Paris, Minggu (29/5/2022) mendatang, mengingatkan tentang duel puncak 41 tahun silam.
41 tahun silam, tepatnya tanggal 27 Mei di Stadion Parc des Princes, Paris, Liverpool dan Real Madrid berduel di laga final European Cup, nama terdahulu dari Champions League.
Dalam perjalanannya ke final, baik Liverpool maupun Real Madrid sanggup menyingkirkan favorit-favorit juara.
The Reds arahan Bob Paisley menekuk klub Finlandia, Oulun Palloseura dengan skor agregat 11-2, sebelum menyingkirkan Aberdeen racikan Sir Alex Ferguson dengan agregat 5-0.
Pada babak perempat final, Kenny Dalgish dan kolega menyudahi perlawanan CSKA Sofia dengan kemenangan 5-1 di Anfield serta 1-0 di Bulgaria.
Baca Juga: Clement Turpin Pimpin Final Liga Champions Liverpool vs Real Madrid, Tanda Los Blancos Beruntung?
Perjuangan The Reds sempat tersendat di leg pertama semifinal kontra Bayern Munchen. FC Hollywood yang masih diperkuat Karl-Hainz Rummenigger mampu menahan imbang The Reds dengan skor 0-0.
Butuh gol tandang untuk lolos ke final, Liverpool justru terpaksa menarik keluar Kenny Dalgish pada menit-menit awal leg kedua. Dalgish cedera dan harus digantikan oleh striker yang kurang berpengalaman, Howard Gayle.
Kendati demikian, Gayle mampu membuktikan kepercayaan Paisley. Dirinya berulang kali mengancam pertahanan Bayern.
Ketika waktu normal hanya menyisakan tujuh menit, Ray Kennedy mampu memberikan keunggulan bagi Liverpool. Bayern memang merespons cepat dengan gol Rummenigge. Tetapi, skor 1-1 bertahan hingga laga berakhir. Liverpool berhak lolos berkat gol tandang.
Di sisi lain, Real Madrid tidak menemui kesulitan berarti dalam menuju babak final.
Klub Irlandia, Limerick mereka tekuk dengan skor 7-1 pada round 1. Lalu, kampiun Hungaria, Honved Budapest berhasil ditekuk Los Blancos dengan skor agregat 3-0.
Baca Juga: Final UCL 2022, Jurgen Klopp: Dunia akan Merah atau Putih di Hari Itu
Walau sempat bermain imbang tanpa gol dalam leg pertama semifinal di kandang Spartak Moscow, Vincente del Bosque dan kawan-kawan sanggup melaju ke semifinal berkat kemenangan 2-0 di Bernabeu.
Berlanjut ke partai semifinal menghadapi Inter Milan, Los Merengues menang 2-0 berkat gol Santillana dan Juanito. Nerazzurri memang menang 1-0 pada leg kedua, tetapi Real Madrid berhak ke Paris, lantaran unggul agregat 2-1.
Ini merupakan kelolosan Liverpool yang ketiga kalinya ke partai final European Cup. Sebelumnya, The Reds memenangkan edisi 1977 dan 1978.
Di sisi lain, ini adalah final kesembilan bagi Los Blancos.
Jelang laga final di Paris, kedua tim memiliki masalah dalam menurunkan para pemain andalan.
Penyerang andalan Liverpool, Kenny Dalgish, sudah tidak ikut latihan dalam beberapa pekan sejak laga semifinal leg kedua kontra Bayern. Ditambah, bek kiri mereka, Alan Kennedy sudah absen selama enam pekan.
Real Madrid sendiri harus menanti kondisi penyerang asal Inggris, Laurie Cunningham, yang absen sejak bulan November 1980.
Pada akhirnya, Dalgish, Kennedy, hingga Cunningham tetap mengisi starting line up kedua tim pada laga final.
Baca Juga: Daftar Cedera Terbaru Liverpool Usai Gagal Juara Liga Inggris, Siap Final Liga Champions?
Sejak menit awal, Liverpool racikan Paisley memang mengontrol jalannya pertandingan. Menit ke-11, Alan Kennedy mencoba melepaskan tendangan spekulasi dari luar kotak penalti. Tetapi, sepakan Kennedy masih mampu diamankan kiper Real Madrid, Agustin.
Cunningham yang belum benar-benar fit, sulit menemukan ruang di pertahanan Liverpool. Tetapi, umpan-umpan akurat Juanito sempat merepotkan Phil Thompson dan kawan-kawan.
Juanito sempat memberikan umpan akurat kepada Jose Antonio Camacho, yang kemudian sanggup mengecoh Alan Hansen. Sayangnya, tendangan Camacho masih melenceng tipis dari gawang.
Pendekatan taktik yang diusung kedua pelatih tim memang membuat laga berjalan sangat ketat.
Pelatih Real Madrid, Vujadin Boskov meminta anak asuhnya untuk mematikan ruang gerak pemain-pemain andalan Liverpool macam Dalgish dan Graeme Souness.
Sementara Bob Paisley mengusung taktik pengusaan bola dan meminta para beknya untuk tidak terlalu maju ke depan.
Kebuntuan kedua tim akhirnya pecah pada menit 81. Bukan dari skema open play, melainkan lewat lemparan ke dalam.
Winger Liverpool, Ray Kennedy dengan cerdik melemparkan bola ke kotak penalti Real Madrid. Bola dikejar oleh Alan Kennedy yang lolos dari kawalan bek-bek El Real.
Baca Juga: Jelang Final UCL 2022 Liverpool vs Real Madrid, Thiago Sudah Berlatih dan Siap Main
Bek kanan Real Madrid, Rafael Garcia Cortes sempat ingin menyapu bola, tetapi dia hanya menendang angin. Alan Kennedy sukses mendapatkan bola dan melepaskan tendangan keras dari sudut sempit. Bola masuk ke gawang, skor 1-0 untuk Liverpool.
Pasca gol tersebut, Liverpool masih terus gencar menyerang. Tetapi, Agustin berulang kali membuat penyelamatan agar memberi harapan Real Madrid mencetak gol penyama kedudukan.
Hingga wasit Karoly Palotai asal Hungaria meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan, skor 1-0 untuk kemenangan Liverpool tidak berubah.
Ini menjadi gelar Europen Cup ketiga bagi Liverpool dan kekalahan ketiga Real Madrid di babak final. Kemenangan Liverpool ini juga membuat Bob Paisley menjadi pelatih pertama yang mampu mendapatkan tiga gelar European Cup/Liga Champions.
Lantas, mampukah Liverpool yang kini dipimpin Jurgen Klopp, mengulangi kegemilangannya di Paris 41 tahun silam?
Atau Real Madrid besutan Carlo Ancelotti akan meraih gelar Liga Champions ke-14? Jawabannya akan bisa didapat pada Minggu (29/5/2022) pagi waktu Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.