"Ya, kami lihat salah satu opsi ditunda, tetapi ditundanya juga harus dihitung berapa lama, persiapannya berapa lama."
"Untuk itu kami tracking dan tracing terus pergerakan pemain ke mana saja, kalau ke pertandingan juga harus kami pantau. Karena ini bubble to bubble, bukan semi-bubble," katanya.
Opsi lainnya yang diberikan Akhmad adalah pemindahan venue pertandingan dari Bali.
Baca Juga: PT LIB Paksa Persikabo Main dengan 12 Pemain, Liestiadi: Kecewa, Semangat Kompetisi Sudah Hilang
"Memindahkan tempat itu juga harus dilihat dulu, izin bagaimana, venue-nya bagaimana."
"Setiap kami mau buat pertandingan harus verifikasi dulu dan malah bisa ada penundaan lagi. Lokasi yang kami tuju pun harus dilihat juga, kalau kasus Omicron-nya banyak, ya sama saja," ujarnya.
Sementara itu, dokter tim Persib, Rafi Ghani, sependapat dengan usulan dari Direktur PT LIB.
Menurut Rafi, varian Omicron dapat menular dengan cepat dan harus segera diputus dengan tepat serta cepat.
"Saya seorang dokter. Kalau dari segi keselamatan dan kesehatan, rantai penyebaran harus diputus. Saya setuju bahwa berhentikan saja 10-14 hari karena tiap hari ada positif meskipun sudah ada yang negatif ya."
"Walaupun memang tidak separah Delta, karena hanya gejala ringan kemudian diisolasi sembilan hari sudah negatif," ujar Rafi.
Namun, Rafi juga setuju jika Liga 1 tetap berjalan, maka protokol kesehatan yang ketat dan sistem bubble harus diterapkan.
Hal ini wajib dilakukan untuk mengantisipasi penularan varian Omicron yang tidak terkendali.
"Kami selama ini sudah ketat, hanya sudah ada transmisi (dari tim) jadi bukan karena prokes tidak ketat."
"Misal ada tiga orang sudah diisolasi, ternyata sudah ada penyebaran jadi ditemukan lagi ada yang positif. Selama ini kami tidak ke mana-mana," ucapnya.
Baca Juga: Alasan Pemain Liga 1 yang Positif Covid-19 Tak Diumumkan, Satgas: Privasi dan Kode Etik!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.