"Beberapa dari mereka cenderung ragu-ragu untuk mengambil vaksin jika mereka belum diberi informasi yang cukup jika mereka salah informasi."
"Ada kekhawatiran awal, misalnya, jika suntikan (vaksin) dapat mempengaruhi kinerja mereka atau bahkan muncul dalam tes anti-doping," tambahnya.
Para ahli seperti Britton percaya bahwa situasinya akan semakin parah jika nama besar seperti Djokovic secara terbuka mempertanyakan manfaat dari vaksinasi tersebut.
Situasi serupa muncul di National Football League (NFL) di AS. NFL mengatakan lebih dari 90 persen pemainnya divaksinasi ganda tetapi bintang NFL Aaron Rodgers, secara kontroversial mendukung homeopati sebagai bentuk alternatif imunisasi terhadap Covid-19.
Dia pun kemudian dituduh menyesatkan masyarakat tentang vaksinasi.
Di Inggris, sebuah survei yang dilakukan oleh Liga Sepak Bola Inggris, badan yang berkuasa dari divisi bawah, mengungkapkan pada akhir Desember bahwa seperempat pemain di 72 tim profesionalnya "tidak berniat untuk mendapatkan vaksin".
Di Liga Premier, divisi teratas di Inggris, 23 persen pemain tidak divaksin ganda atau hanya menerima dosis pertama.
Selain kekhawatiran atlet terhadap efek vaksin di tubuh mereka, para olahragawan tersebut juga menyimpan kerentanan terhadap teori konspirasi.
Baca Juga: Novak Djokovic Terancam Tak Dapat Pertahankan Gelar di Australian Open
Menurut Dr Gavin Weedon, Dosen Senior Olahraga, Kesehatan, dan Tubuh di Universitas Nottingham Trent, mengatakan bahwa atlet sama halnya dengan manusia biasa yang juga bisa termakan informasi yang salah hingga teori konspirasi mengenai vaksin.
"Kita cenderung menganggap atlet sebagai manusia super, tetapi mereka rentan terhadap informasi yang salah atau teori konspirasi seperti kita semua," jelasnya.
"Kita masih akan memiliki keraguan luas tentang vaksin di dunia bahkan jika Novak Djokovic tidak mengatakan apa-apa tentang itu," lanjutnya.
"Apakah itu niatnya atau tidak, Djokovic telah menjadi poster boy untuk skeptisisme vaksin karena statusnya dan mungkin karena ekspresi dan pandangannya," ujar Dr Gavin.
Sementara itu menurut petenis pria nomor satu Brasil, Thiago Monteiro, mengungkapkan bahwa tidak divaksinasi tidak pernah menjadi pilihan baginya.
Selain memiliki seorang ibu dengan kesehatan yang rapuh, ia dikejutkan oleh tingginya jumlah kematian terkait Covid di negara asalnya, Brasil yang mencapai lebih dari 600.000 jiwa.
Monteiro pun berharap, seluruh petenis yang tidak menjalani vaksinasi Covid-19 agar merenung mengenai tindakan mereka yang bisa mengakibatkan bahaya bagi orang lain.
"Orang-orang dapat memiliki pendapat mereka tentang vaksin, meskipun telah terbukti lebih dari menyelamatkan nyawa," ucapnya.
"Tapi saya tahu bahwa banyak orang di seluruh dunia melihat kita. Jika kita benar-benar memiliki kekuatan untuk mempengaruhi mereka, pastikan itu dengan cara yang baik," pungkasnya.
Baca Juga: Ditolak Masuk ke Australia, Djokovic Ditempatkan di Hotel Tempat Pencari Suaka dan Pengungsi
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.