Bahkan dalam klarifikasinya itu, pelatih 45 tahun tersebut sembari menahan isak tangis.
Secara garis besar, pergantian kiper yang dilakukannya bukan bermaksud untuk menghina Timnas Indonesia.
Melainkan untuk berbagi simpati kepada Kawin Thamsatchanan yang baru saja kehilangan ayah tercinta.
“Saya memikirkan ini sebelum pertandingan, saya tidak bermaksud untuk tidak menghormati Indonesia."
"Saya menggantikan Kawin karena dia menerima berita sedih hari ini, ayahnya baru saja meninggal, jadi saya ingin Kawin memiliki momen bahagia hari ini," terang Polking, dikutip dari Bongda24.
Dia juga memberikan kredit dan apresiasi terhadap semua pemainnya yang membantu Thailand bisa menembus babak final dan berkesempatan besar menjadi juara.
"Banyak pemain telah diganti dalam pertandingan ini. Hari ini kami harus memberikan penghargaan kepada semua pemain."
"Sebuah kehormatan bisa melatih mereka semua," kata Alexandre Polking menambahkan.
Terlepas dari itu, kalah dengan margin empat gol menjadi hasil terburuk Timnas Indonesia pada final Piala AFF atau Piala Tiger.
Sebelumnya, kekalahan terburuk Timnas Indonesia adalah 1-4 dari Thailand (final Piala AFF 2000) dan 0-3 dari Malaysia (leg pertama final Pialaa AFF 2010).
Kekalahan 0-4 membuat Timnas Indonesia wajib mengalahkan Thailand dengan margin minimal empat gol pada waktu normal final kedua untuk menjaga asa juara.
Di sisi lain, timnas Thailand hanya membutuhkan hasil imbang pada final kedua untuk meraih gelar juara Piala AFF 2021.
Leg kedua final Piala AFF 2021 antara Timnas Indonesia dan Thailand akan kembali dihelat di National Stadium, pada Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
Baca Juga: Final Piala AFF 2020: Iwan Bule Jamin Tidak akan Masuk ke Ruang Ganti Timnas Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.