JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro, menilai terbongkarnya identitas Elwizan Aminudin sebagai dokter gadungan adalah waktu yang tepat menyibak salah satu masalah dalam sepakbola Nasional.
Masalah itu, kata Indro, terkait tata kelola dan manajemen sepakbola. Baik itu di level klub maupun di level timnasonal.
“Kasus Elwizan Aminudin ini berbahaya, tidak hanya bagi pemain yang dipegang langsung, tapi juga klub. Ini seperti membuka masalah sepakbola nasional terkait manajemen sepakbola,” papar Ignatius Indro kepada KOMPAS TV via pesan suara, Minggu (5/12).
Hal ini, kata Indro, terkait dengan bagaimana manajemen klub mempekerjakan para staf maupun siapa pun yang akan jadi bagian dari timnya.
“Sebenarnya sekarang ini saat gampang untuk menyelidiki apakah ijazah ini, seperti kasus Elwizan Aminudin, itu benar atau tidak. Sebelum diterima di klub atau official dokter bisa diselediki. Lalu bagaimana track record jadi dokter dan semacamnya bisa dilihat,” tambahnya.
Baca Juga: Kronologi Elwizan Aminudin Dokter Gadungan: Puluhan Tahun Pakai Ijazah Palsu, Menipu Klub dan Timnas
Ignatius Indro yang juga mantan penyiar Radio tersebut juga menyebut, jika klub dan timnas tidak memperbaiki manajemen.
Sebab, kata Indro, jika melihat kasus Elwizan bisa jadi ini hanya fenomena kecil dari banyaknya ketidakjelasan dalam tata kelola manajemen sepakbola nasional.
“Sangat berbahaya banyak terjadi di klub Indonesia. Apalagi ini unsur kebohongan publik, ada unsur penipuan di dalamnya,” tambahnya.
Ia juga menilai, kasus Elwizan ini bisa jadi adalah awal bagi sepakbola Indonesia untuk lebih professional lagi. Khususnya terkait rekrutmen offisial klub
“Untuk itu klub harus lebih professional, bisa investasi dulu sebelum jadikan offisial klub. Apalagi untuk posisi signifikan dan penting bagi tim. Dan untuk itu, harus ada standar operasional prosedur untuk menentukan staf klub.
Baca Juga: Paguyuban Suporter Timnas: Kasus Dokter Gadungan Elwizan Aminudin adalah Skandal Sepak Bola Nasional
Seperti sebelumnya diberitakan KOMPAS TV, dr tim Arema juga menegaskan hal yang hampir serupa dengan Ignatius Indro terkait dengan pola rekrutmen dan manajemen klub.
Menurutnya, banyak pihak klub di Indonesia yang tidak tahu prosedur penerimaan offisial klub yang benar hingga akhirnya ia tidak kaget dengan kejadian seperti Elwizan Aminudin.
“Prosedur administrasinya (klub-klub Tanah Air) mengumpulkan Ijazah dokter, kebetulan si Amin (Elwizan Aminuddin) ini bikin ijazah palsu,” tutur dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO kepada Kompas.com, dikutip Jumat (3/11).
Nanang pun memberi tahu, pada dasarnya, perekrutan di klub bola tak ubahnya perekrutan karyawan di sejumlah perusahaan. Nyaris tidak ada bedanya.
“Untuk tesnya, wawancara saja dan (melengkapi) berkas administrasi,” tambahnya.
Setelah itu, kata Nanang, baru pihak klub merekrut apakah cocok atau tidak dengan kebutuhan timnya.
Baca Juga: Cerita Dokter Gadungan Elwizan Aminudin di Timnas U-19: Berdoa di Ruang Ganti, Menangis di Bench
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.