JAKARTA, KOMPAS.TV - Zohib Islam Amiri telah melihat banyak hal dalam hidupnya, baik sebagai kapten tim nasional sepak bola Afghanistan maupun sebagai seorang anak yang menyaksikan kengerian pemberontakan Taliban yang kini kembali meneror tanah airnya.
Amiri yang sekarang tinggal di Kanada bersama keluarganya mengaku khawatir dan sedih seperti semua orang saat Taliban kembali.
Trauma masa kecil pria berusia 31 tahun itu masih bergema dalam suaranya dan keheningan panjang di antara setiap kalimat yang membuka realitas kehidupan di bawah pemerintahan Taliban.
Kepada mathrubumi.com, Amiri membahas keadaan Kabul saat ini, kemunculan kembali Taliban dan masa depan yang tidak pasti dari tanah airnya.
Ia pun cukup terkejut dan kaget dengan betapa cepatnya Taliban berhasil kembali berkuasa.
"Benar-benar mengejutkan. Tidak pernah terpikir saya akan melihat momen ini sekali lagi dalam hidup saya," kata Amiri.
Baca Juga: Usai Menguasi Kabul, Beredar Video Tentara Taliban Olahraga di Ruang Gym Istana Presiden
"Cukup mengejutkan menyaksikan negara saya mengalami masa sulit seperti itu. Saya tidak pernah berpikir bahwa Taliban akan kembali berkuasa," tambahnya dengan suara yang pecah.
Pesepakbola yang masih menjaga hubungan dekat dengan negara asalnya itu sangat menyadari situasi apa yang sedang terjadi di Kabul.
Namun, tidak mudah baginya untuk membahas lebih lanjut tentang topik sensitif yang mencakup organisasi seperti Taliban.
Saat masa kecilnya di Afghanistan, Amiri tumbuh bermain sepak bola dengan menggunakan bola buatan sendiri dan berkeliaran di jalanan Kabul bersama dengan teman-temannya.
Selama pemerintahan Taliban, ia sering menyaksikan eksekusi di stadion nasional, tempat ia biasa bermain sepak bola.
"Saya berharap kali ini damai dan normal, tidak seperti ketika mereka pertama kali berkuasa. Saat itu berbeda dan menyaksikan hal-hal ini mengejutkan," lanjutnya.
Baca Juga: Begini Aksi Taliban Patroli di Jalan Kota Kabul, Pegang Senjata Hingga Periksa Penduduk Afghanistan
Seperti jutaan warga sipil Afghanistan, teman-teman Amiri dan kerabat lainnya yang berada di Kabul, tinggal di dalam rumah tanpa keluar di jalan-jalan yang dipenuhi gerilyawan Taliban.
"Saat ini, situasi di Kabul tenang tetapi orang-orang panik. Semua orang tetap di dalam rumah menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Masa depan tidak jelas," tambahnya.
Ketika ditanya tentang bagaimana aturan Taliban akan mempengaruhi olahraga di negara itu, Amiri mengatakan bahwa segala sesuatu di Afghanistan terpengaruh, termasuk juga olahraga.
"Terlalu dini untuk mengatakan apa pun. Masa depan negara saya akan menentukan situasi banyak aspek kehidupan, termasuk olahraga," ujar pemain dengan 62 caps bersama timnas Afghanistan itu.
Meski negaranya sedang dalam momen sulit, Amiri mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah memberikan dukungan.
"Saya harus berterima kasih kepada semua orang yang mendukung kami di masa-masa sulit ini," ucap pemain yang kini bermain di India bersama Real Kashmir FC.
"Klub saya, pemain, teman, dan banyak lainnya sangat ingin membantu saya, dan itu sangat menghangatkan hati. Saya memiliki keluarga dan teman di India, yang juga menerima semua jenis dukungan dari semua orang,” tambahnya.
Baca Juga: Profil Zarifa Ghafari, Wali Kota Afghanistan yang Siap Dibunuh Kelompok Taliban
Amiri melakukan debutnya di timnas Afghanistan saat turun di Piala Emas SAFF 2005 melawan Maladewa dan mewakili negaranya di berbagai turnamen.
Pada 2013, ia menjabat sebagai kapten Afghanistan di Kejuaraan SAFF 2013, memainkan peran penting saat Afghanistan berhasil mencapai final, dan meraih kemenangan 2-0 melawan India.
Pada Mei 2014, ia juga menjadi kapten tim untuk Challenge Cup AFC 2014 di Maladewa.
Sumber : mathrubumi.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.