Menanggapi pertanyaan dari Barshim, petugas Olimpiade mengkonfirmasi bahwa hal tersebut bisa dilakukan dan emas akan dibagi untuk keduanya.
Tanpa banyak berpikir, Barshim pun memutuskan menarik diri dari kesempatan terakhirnya sehingga ia dan Tamberi bisa meraih medali emas bersama.
Tamberi yang mendengar keputusan itu sontak langsung memeluk Barshim, dilanjut berselebrasi dan berteriak di sekitar lapangan.
Begitu pula Barshim yang turut meluapkan keberhasilannya meraih emas Olimpiade Tokyo dengan berlari menuju pelatihnya.
Momen ini tentunya sangat berharga bagi Tamberi, karena sebelumnya dirinya sempat menderita cedera hingga hampir mengancam kariernya dan membuatnya absen di Olimpiade Rio 2016.
Namun, atlet yang kini berusia 29 tahun itu tak menyerah dan berjuang untuk kesembuhannya sehingga bisa mentas di Olimpiade Tokyo.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Dunia, Atlet Norwegia Raih Emas Lari Gawang 400 Meter
Perlu diketahui, di dalam maupun di luar lintasan pertandingan, Barshim dan Tamberi terkenal memiliki hubungan pertemanan yang baik.
"Dia salah satu teman terbaik saya. Tidak hanya di trek tapi di luar trek. Kami hampir selalu bersama. Semangat sejati, semangat olahragawan, datang ke sini dan menyampaikan pesan ini," ungkap Barshim
Dari momen mengharukan ini, banyak pihak yang kemudian mengapresiasi dan menyebutnya sebagai bentuk sportivitas luar biasa.
"Bicara tentang semangat Olimpiade. Semangat Olimpiade adalah membangun dunia yang damai dan lebih baik dalam lingkup Olimpiade yang membutuhkan saling pengertian dengan semangat persahabatan, solidaritas, dan fair play," tutur komentator dalam laga final lompat tinggi itu.
"Kami melihat hal tersebut ditunjukkan hari ini dengan sangat indah karena mereka berdua dapat berbagi momen medali emas ini," tandasnya.
Sumber : Kompas.com/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.