Ranomi menyadari bakatnya, ia temukan sendiri pada usia tiga tahun ketika berlibur ke Spanyol bersama keluarganya.
Pada masa kecilnya, Ranomi lebih dulu mahir berenang daripada menghitung satu sampai sepuluh.
Neneknya adalah orang yang pertama kali memperkenalkan kolam renang kepada dirinya.
Ranomi yang saat itu masih kecil langsung melompat ke dalam air yang membuat orang tuanya ketakutan setengah mati.
Baca Juga: Covid-19 Melonjak, Penyewaan Kolam Renang Pribadi di Spanyol Makin Marak
Karena hampir tenggelam, ia sempat dilarang oleh ibunya untuk melanjutkan mimpinya dalam olahraga renang.
Hobi ini pun akhirnya membuat ia kemudian memutuskan untuk terjun menjadi atlet renang.
Hal ini membawanya kepada kesuksesan di mana ia dapat menjadi perenang kelas dunia dan berhasil meraih juara di berbagai ajang bergengsi.
Ranomi ternyata bukan atlet renang ecek-ecek.
Baca Juga: Tidak Boleh Ditemani Sang Ibu, Perenang Tuna Netra AS Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020
Keahlian Ranomi membawanya kepada beberapa kemenangan seperti tiga medali emas pada Olimpiade di Beijing 2008 dan London 2012.
Ia juga sempat mengikuti Olimpiade Rio 2016 di Brasil, tetapi tidak berhasil membawa pulang medali.
Meskipun belum berhasil mendapatkan medali pada Olimpiade Tokyo 2020, Ranomi masih tetap menjadi andalan Belanda di beberapa nomor lainnya.
Tidak hanya fokus dalam dunia olahraga renang, Ranomi juga pernah berkuliah di Notenboom Business School di Eindhoven, Belanda.
Baca Juga: Perjuangan Perenang Bintang Jepang Sembuh dari Leukemia Hingga Berlaga di Olimpiade Tokyo 2021
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.