"Sebagai klub, kami akan terus mengambil tindakan terhadap individu atau kelompok yang memproduksi atau menyebarkan postingan media sosial yang bertentangan dengan nilai-nilai ini," pungkas Chelsea dalam pernyataannya.
Sementara itu, Levene mengaku senang dengan hukuman yang diberikan Chelsea kepada Sam Mole.
"Saya senang dengan hasil ini. Ini mengirimkan pesan yang sangat kuat bahwa perilaku kasar dan anti-Semit secara online tidak dapat diterima," kata Levene dikutip dari BBC.
"Saya berharap kasus ini mengarah pada proses yang lebih baik di Chelsea dan klub lain sehingga tidak butuh waktu lama untuk mengambil keputusan yang tepat di masa depan, tetapi ini adalah hari yang baik untuk memerangi rasisme dalam sepak bola."
Baca Juga: Rashford yang “Dewasa” Ketika Jadi Korban Rasisme
Putusan hukuman yang dikeluarkan Manchester United dan Chelsea ini bertepatan dengan aksi sepak bola dan olahraga lainnya bersiap untuk menggelar boikot media sosial akhir pekan ini sebagai tanggapan atas maraknya postingan media sosial yang penuh kebencian yang ditujukan kepada para pemain dan ofisial.
Kampanye tersebut menyerukan Pemerintah Inggris dan perusahaan media sosial untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi kebencian online.
Pada hari Jumat, Manchester United mengungkapkan analisisnya sendiri telah menemukan peningkatan 350% dalam pelecehan yang ditujukan kepada para pemain klub, dengan 3.300 postingan menargetkan pemain selama periode September 2019 hingga Februari 2021.
Ditemukan 86% dari postingan tersebut rasis, sementara 8% homofobik atau transfobik.
Baca Juga: Rasisme Tidak Mandek, Kolektif Sepakbola Inggris Minta Tanggung Jawab Facebook dan Twitter
Richard Arnold, direktur pelaksana grup Manchester bUnited, mengatakan: "Kami telah aktif berkampanye melawan diskriminasi selama beberapa waktu melalui inisiatif All Red All Equal kami."
"Tingkat dukungan yang kami terima untuk pekerjaan ini dari para penggemar kami sangat membesarkan hati, tetapi angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun demikian, tingkat pelecehan yang diterima para pemain dan penggemar kami terus meningkat."
“Harus dikatakan bahwa meski angka-angka ini mengejutkan, mereka hanya mewakili 0,01% percakapan yang terjadi di media sosial tentang klub dan para pemain."
"Dengan mengambil bagian dalam boikot akhir pekan ini, kami, bersama dengan sepak bola Inggris lainnya, ingin menyoroti masalah ini," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.