5. Tidak mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, kelainan atau penyakit kronis, kelainan darah, terutama infeksi dan/atau demam (suhu > 37,5 derajat celsius).
6. Bukan wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode penelitian.
7. Tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi terhadap vaksin.
8. Tidak memiliki penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan darah.
9. Tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung yang berat, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, penyakit epilepsi/ayan atau penyakit gangguan saraf, dll).
10. Tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun dan pada 4 minggu terakhir tidak menerima terapi yang dapat mengganggu respon imun (misalnya imunoglobulin intraversa, produk yang berasal dari darah, atau terapi kortikosteroid jangka panjang (>2 minggu)).
11. Tidak mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksi lain dalam waktu 1 bulan ke depan.
12. Berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari wilayah penelitian sebelum penelitian selesai.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Bio Farma Siap Produksi 250 Juta Vaksin Corona Akhir 2020
Prosedur Peserta Penelitian
Selain pengumuman pendaftaran, @unpad juga menyertakan prosedur yang perlu diketahui peserta penelitian. Prosedurnya sebagai berikut:
1. Penjelasan penelitian dan penandatanganan formulir persetujuan partisipasi dalam penelitian, bila Anda setuju.
2. Setelah Anda dinyatakan dapat berpartisipasi dalam penelitian oleh dokter peneliti, akan dilakukan prosedur pengacakan (randomisasi) untuk menentukan apakah Anda akan mendapatkan vaksin SARS-CoV-2 atau plasebo berupa water for injection.
3. Setelah itu, Anda akan memperoleh dua (2) dosis vaksin SARS-CoV-2 atau plasebo pada kunjungan 1 (Hari 0) dan kunjungan 2 (Hari ke-14).
4. Anda akan ikut serta dalam penelitian ini selama kurang lebih 7 bulan (terdiri dari 5 kunjungan penelitian).
"Terima kasih, partisipasi Anda akan berkontribusi pada pengembangan Vaksin SARS-CoV-2 di Indonesia," tulisnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.