KOMPAS.TV - Kasus pembobolan rekening bank dengan modus struk ATM bekas terbongkar. Polda Sumatera Selatan mencatat kerugian yang ditaksir hingga ratusan juta rupiah.
Hingga kini polisi telah menangkap dua pelaku dan dijadikan tersangka. Mereka adalah Aziz Kunadi (36), warga Desa Jagapura, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dan Mujianto (34), warga Desa Penarik, Kabupaten Muko-muko, Bengkulu.
Baca Juga: Polisi Bongkar Modus Baru Bobol Rekening Bank Pakai Struk ATM Bekas, Begini Aksi Pelaku
Di hadapan polisi, para pelaku mengakui telah beraksi sejak 2018 lalu. Polisi juga masih mengejar dua pelaku lainnya yang masih buron.
"Kami baru menangkap 2 tersangka dari 4 tersangka yang kami identifikasi. Dua pelaku masih kami kejar masuk daftar pencarian orang dan akan kami kejar terus," ujar Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Hisar Siallagan saat wawancara pada Program Aiman KOMPAS TV, Rabu (22/7/2020).
Pembobolan Rekening Modus Struk ATM Bekas
Hisar Siallagan mengungkapkan, modus yang dilakukan pelaku yakni dengan menggunakan struk ATM bekas yang dibuang nasabah.
Pelaku mencari struk ATM yang saldonya masih tersisa banyak. Berbekal struk ATM tersebut, pelaku selanjutnya menelusuri data pribadi nasabah.
"Pelaku memeriksa data nama korban. Dia mencari datanya di link KPU, umur, alamat, dan sebagainya. Kemudian dia membuat KTP palsu, namun dengan foto tersangka," ujar Hisar.
Pelaku selanjutnya mendatangi bank dengan membawa KTP palsu yang berisi identitas nasabah namun dengan foto tersangka. Di sana pelaku membuat rekening dan ATM baru.
Baca Juga: Waspada! Bobol Rekening Bank Pakai Bekas Struk ATM
Beberapa waktu kemudian, pelaku mendatangi bank kembali untuk menarik dan memindahbukukan saldo milik nasabah ke rekening yang sudah dipalsukan pelaku. Pelaku berdalih tidak membawa ATM.
"Dengan buku tabungan dan ATM palsu yang dia bawa dengan foto tersangka, petugas bank jadi percaya. Meskipun ATM yang satunya tidak ada, karena dia punya ATM yang baru ini," jelasnya.
Menurutnya, pelaku yang beraksi sejak 2018 itu telah membobol tiga bank. Yakni Bank Lampung dengan total kerugian korban Rp 70 juta, Bank Sultra di Kendari total kerugian Rp 120 juta, dan Bank Sumsel Babel Rp 116 juta.
Kelemahan Bank
Pada kasus tersebut, Hisar menduga bahwa ada kelemahan dari sisi keamanan perbankan.
"Nah di situ kelemahan dari bank. Rekeningnya asli yang tersangka buka dengan KTP palsu tapi foto tersangka, kemudian dia pindahkan transfer ke rekening yang dia bikin itu," sambungnya.
Dia juga menduga bahwa yang menjadi sasaran tersangka yakni bank-bank daerah yang dianggap masih mudah dibobol.
"Dia tidak menyasar bank swasta, tapi bank daerah yang mungkin menurut tersangka SOP-nya mungkin tidak begitu ketat sehingga masih bisa bobol," katanya,
"Untuk tanda tangan di buku tabungan juga tidak diperiksa sehingga mereka memilih sasaran bank-bank daerah," imbuhnya.
Namun begitu, pihaknya mengaku akan terus memeriksa kasus tersebut serta mendalami kemungkinan adanya keterlibatan 'orang dalam' bank.
"Kami juga mendalami apakah ada kelalaian atau ada keterlibatan orang dalam," pungkas perwira tiga melati itu.
Baca Juga: Sampah Struk ATM Dimanfaatkan Buat Dokumen Palsu untuk Kuras Rekening Bank
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.