Kompas TV nasional peristiwa

Pakar Unair Kritik Balik Risma: Pemimpin Harus Mau Dinilai dan Mendengar

Kompas.tv - 5 Juli 2020, 14:51 WIB
pakar-unair-kritik-balik-risma-pemimpin-harus-mau-dinilai-dan-mendengar
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Sumber: KOMPAS.com/GHINAN SALMAN)
Penulis : Fadhilah

Birokrasi harus bisa menyambung. Bisa pula menggunakan tenaga ahli untuk menyediakan informasi yang sifatnya ilmiah.

"Seorang pemimpin saya kira harus mau dinilai mau mendengar. Jadi kuncinya, Bu Risma dan Bu Khofifah perlu disediakan informasi yang akurat. Tim inilah yang saya kira harus dilakukan," ucapnya.

Kemudian, Suko menambahkan, yang punya peran besar dalam 'mendamaikan' Risma dan Khofifah yakni forum rektor dan tokoh-tokoh kebudayaan.

"Saya kira ada dua, pertama forum Rektor atau para tokoh-tokoh kebudayaan. Itu lebih bisa menyelesaikan. Nah, ruang itu selama ini tidak tersedia," tuturnya.

"Dewan kebudayaan, dewan pendidikan, forum rektor, itu kan kekuatan yang besar yang bisa menjembatani hubungan itu. itu tidak pernah dipakai oleh keduanya," imbuhnya.

Baca Juga: Sujud di Kaki Dokter, Risma Hanya Drama? | Ada Apa dengan Risma? - ROSI (Bag3)

Walikota Surabaya Tri Rismahirini (kiri) dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Sumber: Kolase SURYA.co.id/Yusron Naufal Putra/Kompas.com)

Diketahui sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini angkat bicara menanggapi pernyataan bahwa warga Surabaya bandel karena tidak patuh protokol kesehatan selama pandemi virus corona (Covid-19).

Bahkan sebanyak 70 persen warga Surabaya dikatakan tak menggunakan masker saat pandemi Covid-19.

Risma sontak membantah keras tudingan tersebut. Menurutnya, warga Surabaya telah mematuhi protokol kesehatan, terutama tentang penggunaan masker di tengah pandemi.

"Coba dicek lagi penelitian itu untuk mana? Itu bukan untuk Surabaya. Coba cari buku yang asli dan itu sudah dibantah oleh Persakmi bahwa itu bukan hanya untuk Surabaya Raya," tegas Risma saat wawancara pada Program ROSI KOMPAS TV, Kamis (2/7/2020) malam.

"Saya kira kita nggak perlu ngomong itu karena menurut saya itu pelanggaran besar. Kita nggak boleh asal mengambil saja," sambungnya.

Risma menambahkan, penelitian yang menyebut warga Surabaya bandel itu tidak sesuai dengan realita.

Untuk penggunaan masker saja, lanjut Risma, bisa dilihat dari kondisi orang-orang yang berada di jalanan Kota Pahlawan itu.

"Saya tidak perlu sampaikan itu silakan dilihat sendiri, boleh dicek ke Surabaya. Saya tidak membela warga saya, tapi di cek di Surabaya kondisinya seperti apa, nanti silakan monggo dikomentari," tutur Risma.

Baca Juga: Penelitian Unair Rujukan Khofifah Dinilai Tidak Benar, Risma: Itu Pelanggaran Besar

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x