JAKARTA, KOMPASTV – Ketegasan Presiden Joko Widodo untuk melakukan langkah reshuffle alias perombakan kabinet mendapat respons positif dari masyarakat.
Hasil survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) 72,9 persen responden menganggap Presiden Jokowi perlu melakukan reshuffle dalam kabinet Indonesia Maju.
Hanya 22,4 persen responden yang menilai tidak perlu ada perombakan kabinet dan 4.7 responden.
Baca Juga: Respon Mahfud MD Terkait Reshuffle Kabinet
Direktur IPO Dedi Kurnia Syah mejelaskan survei yang dilakukan kepada 1.350 responden di 30 provinsi itu menunjukkan adanya dorongan dari masyarakat agar Presiden Jokowi mengganti menteri yang kurang bekerja dengan maksimal.
"Ini sangat signifikan sekali peningkatannya, masyarakat yang menganggap perlu dilakukan reshuffle itu ada 72,9 persen," kata Dedi dalam diskusi online bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet', Sabtu (4/7/2020).
Dedi menjelaskan survei yang dilakukannya menggunakan metode penelitian wellbeing purposive sampling yakni wawancara online atau melalui sambung telepon.
Tingkat kepercayaan hasil survei sebesar 97 persen dengan margin error atau tingkat kesalahan dalam survei 3,54 persen.
Baca Juga: Presiden Jokowi Soroti Bidang Kesehatan, Sosial dan Ekonomi Masih Biasa
Adapun tiga menteri teratas yang layak diganti menurut hasil survei yakni Menteri Hukum dan Ham Yasonna Laoly, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah
Presiden Joko Widodo menyatakan akan melakukan perombakan kabinet saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni 2020,
Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Langkah tersebut dilakukan lantaran Presiden Jokowi menilai para menteri di Kabinet Indonesia Maju masih bekerja secara biasa dan menganggap normal masa krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Terancam Reshuffle, Istri Mensos Yakin Menteri Kabinet Indonesia Maju Sudah Bekerja Maksimal
Padahal, beberapa kali Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, agar dampak tidak berkepanjangan.
Jika para menteri masih berkerja biasa-biasa saja dan menganggap krisi yang terjadi saat ini adalah hal normal maka Presiden Jokowi tidak segan untuk mengambil langkah tegas.
Bisa membubarkan lembaga, bisa perombakan kabinet atau apa saja agar Indonesia tidak jatuh dalam ancaman krisis akibat pandemi Covid-19.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," tegas Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ketika Prabowo Bikin Jokowi Ketawa Ngakak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.